300 Besar Anugerah Desa Wisata, Wakil Sultra Tersisa 12
Sulawesi Tenggara – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) mengumumkan 300 besar Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2023. Dari 19 desa wisata di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang sebelumnya lolos 500 besar, kini hanya menyisakan 12 desa wisata dan akan kembali berjuang menuju tahap kurasi selanjutnya.
Pengumuman tersebut disampaikan secara langsung oleh Menparekraf RI, Sandiaga Uno melalui akun Instagram @kemenparekraf.ri, Minggu (19/3/2023).
Sandiaga Uno menyampaikan bahwa sebanyak 4.573 desa wisata dari seluruh provinsi di Indonesia turut ambil bagian atau ikut serta pada ajang tersebut.
“Sebelumnya, saya sudah mengumumkan 500 besar ADWI 2023, kini dengan bangga saya mengumumkan 300 besar ADWI 2023,” katanya.
Berikut 12 desa wisata dari Sultra yang lolos 300 besar ADWI 2023:
- Desa Wisata Sani Sani (Kabupaten Kolaka)
- Desa Wisata Kahianga (Kabupaten Wakatobi)
- Desa Wisata Kulati (Kabupaten Wakatobi)
- Desa Wisata Kollo Soha (Kabupaten Wakatobi)
- Desa Wisata Tinukari Adventure (Kolaka Utara)
- Desa Wisata Kuliner Ulu Sawa (Konawe Utara)
- Desa Wisata Waburipark (Buton Selatan)
- Desa Wisata Limbo Bungi (Kota Baubau)
- Desa Wisata Limbo Wasamparona (Kota Baubau)
- Desa Wisata Ranokomea (Kabupaten Bombana)
- Desa Wisata Terapung (Buton Tengah)
- Desa Wisata Wasuemba (Kabupaten Buton)
Sandiaga mengungkapkan, 300 besar desa wisata tersebut telah melewati tahapan seleksi ketat yang dilakukan oleh Tim ADWI 2023 dengan berbagai aspek penilaian.
“ADWI 2023 sudah sampai pada tahap kurasi, berdasarkan penilaian dewan juri terhadap lima kategori penilaian klasifikasi desa wisata dan kelengkapan data melalui website Jejaring Desa Wisata (Jadesta),” lanjutnya
Sandiaga menyebut pencapaian tersebut adalah motivasi besar bagi desa wisata untuk terus mengembangkan desa agar bisa berkontribusi pada kebangkitan Indonesia.
“Selamat kepada 300 besar desa wisata ADWI 2023. Jadikan pencapaian ini sebagai motivasi untuk terus tetap mengembangkan desa wisata yang berkualitas dan berkelanjutan untuk Indonesia bangkit,” tuturnya.
Ia berharap, desa yang belum lolos agar tetap mengembangkan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi melalui pengisian data di laman Jadesta.