Wisudawan S-1 Tercepat UGM Mahasiswa asal Kendari
Kendari – Muhammad Daffa Adiibah Sinapoy, mahasiswa asal Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), menjadi wisudawan S-1 yang lulus paling cepat di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada periode wisuda Program Sarjana dan Sarjana Terapan 2024/2025, Kamis (21/11/2024) lalu.
Daffa mencatat gelar sebagai wisudawan tercepat dalam waktu 3 tahun 1 bulan 14 hari dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,92 dari Program Studi Manajemen dan Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), UGM.
Anak pertama dari dua bersaudara itu mengaku motivasi utamanya dalam menyelesaikan studi dengan cepat adalah keinginan kuat untuk berkontribusi nyata bagi masyarakat. Dia juga ingin membuktikan bahwa mahasiswa dari Sultra mampu bersaing di tingkat nasional.
“Terlebih dengan dukungan penuh dari keluarga. Terutama orang tua yang berprofesi sebagai dosen dan pegawai negeri sipil. Bimbingan dosen pembimbing yang inspiratif juga mendorong saya untuk menyelesaikan studi dengan optimal,” katanya kepada Kendariinfo, Sabtu (23/11).
Selain itu, dia ingin menjadi teladan bagi rekan-rekan mahasiswa lainnya. Dengan menunjukkan dengan dedikasi dan kerja keras, pencapaian akademik yang tinggi dapat diraih.
Pada periode wisuda itu, Daffa bersama Sanidheo Chandra Ramadhana dari Program Studi Manajemen dan Kebijakan Publik, Fisipol, UGM, berhasil menyelesaikan studi dengan masa studi tercepat, yaitu 3 tahun 1 bulan.
“Saya juga menjadi wisudawan terbaik dari fakultas ilmu sosial dan politik dengan IPK 3.92,” lanjutnya.
Selama masa studi di UGM, Daffa berpegang teguh pada nilai mengakar kuat, menjulang tinggi yang menjadi semboyan kampusnya. Baginya, prestasi tidak hanya diukur dari penghargaan atau kemenangan, tetapi juga dari kontribusi nyata dengan nilai-nilai tersebut.
Salah satu bentuk kontribusinya adalah melalui program kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Moolo, Kecamatan Batukara, Kabupaten Muna. Di sana, Daffa terlibat dalam pengembangan sumber daya manusia dan digitalisasi desa, yang memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. Hubungan yang terjalin dengan warga desa tetap erat hingga kini, menunjukkan kontribusinya memiliki dampak jangka panjang.
Selain itu, dia aktif dalam berbagai organisasi, termasuk menjabat sebagai Wakil Ketua Keluarga Mahasiswa Sultra di UGM. Peran itu memungkinkan Daffa berbagi pengalaman dan motivasi dengan rekan-rekan mahasiswa asal Sultra lainnya.
“Dan membuktikan bahwa kami mampu bersaing dan tidak boleh dipandang sebelah mata,” imbuh Daffa.
Pengalaman internasional juga Daffa peroleh saat mengikuti program pertukaran di Sciences Po Paris, Prancis, sebuah institusi terkemuka yang dikenal sebagai almamater bagi banyak pemimpin Prancis. Di Prancis, dia membangun jejaring dengan akademisi dan diplomat yang hingga kini tetap terjaga.
“Melalui berbagai kontribusi tersebut, saya berusaha mewujudkan nilai mengakar kuat, menjulang tinggi dengan berakar pada komunitas lokal dan menjalin koneksi internasional. Hal itu dapat membawa manfaat bagi lingkungan sekitar sambil terus berkembang secara global,” lanjutnya.
Daffa juga aktif dalam berbagai organisasi luar dan dalam kampus yang memperkaya pengalaman dan keterampilannya. Pada tingkat universitas, Daffa terlibat dalam Keluarga Mahasiswa Manajemen dan Kebijakan Publik (Gamapi) dan Dewan Mahasiswa (Dema) Fisipol, yang fokus pada pengembangan kapasitas mahasiswa. Dalam bidang kewirausahaan, Daffa berkontribusi di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia PT UGM, sebuah organisasi yang mendorong semangat berwirausaha di kalangan mahasiswa.
“Saya juga memiliki pengalaman magang di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) dan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) di DPR RI. Saya magang di Komisi X yang membidangi pendidikan, kebudayaan, pariwisata, ekonomi kreatif, pemuda, olahraga, dan perpustakaan. Di Kemensetneg, saya di divisi humas, monitoring, dan analisis media,” tambahnya.
Di akhir, dirinya berpesan kepada mahasiswa yang sedang berjuang menyelesaikan studi. Sebagai mahasiswa tak perlu merasa takut apabila membuat kesalahan, karena itu adalah bagian dari pembelajaran. Menurut Daffa, mahasiswa harus tetap selalu konsisten, fokus, dan mengingat bahwa dukungan teman, keluarga, serta pembimbing, adalah aset penting yang bisa membantu mencapai garis akhir.
“Enjoy the game! Terpenting, ingat bahwa skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai. Calm down, you are doing fine. Saya juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara aktivitas akademik dan kesehatan fisik serta spiritual. Tetaplah berdoa dan berolahraga secara rutin untuk menjaga kesehatan mental dan fisik selama proses studi,” pesannya.
Setelah wisuda, Daffa berencana melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi melalui program beasiswa pemerintah dalam negeri atau dari luar negeri, dengan fokus pada kebijakan publik dan pembangunan berkelanjutan.