Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Buton

115 Warga Buteng Diduga Keracunan MBG, Polisi Amankan Sampel Makanan

115 Warga Buteng Diduga Keracunan MBG, Polisi Amankan Sampel Makanan
Warga hingga balita saat diberikan perawatan usai diduga keracunan program makan bergizi gratis (MBG) di Buton Tengah. Foto: Istimewa. (16/12/2025).

Buton Tengah – Program makan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra), berujung insiden serius. Sebanyak 115 warga Kecamatan Mawasangka Tengah, Buteng diduga mengalami keracunan massal usai menyantap menu MBG, Selasa (16/12/2025).

Ratusan warga dilaporkan mengalami muntah-muntah, mual, dan lemas beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang dibagikan. Menu MBG tersebut diketahui berisi nasi, telur, tahu, acar, serta buah jeruk santang yang diproduksi oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mawasangka Tengah di Kelurahan Lakorua.

Kapolsek Mawasangka Tengah, Ipda Raboding, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan laporan awal diterima sekitar pukul 15.00 Wita dari anggota kepolisian yang berada di lapangan.

“Awalnya hanya sekitar 15 orang yang dilaporkan mengalami muntah-muntah usai mengonsumsi MBG. Namun jumlahnya terus bertambah hingga tercatat sekitar 115 warga,” kata Ipda Raboding saat dikonfirmasi awak media, Rabu (17/12/2025).

Usai menerima laporan, polisi langsung berkoordinasi dengan pihak penyelenggara MBG. Dari hasil konfirmasi diketahui Kepala SPPG Mawasangka Tengah, Almadin, sedang berada di Jakarta untuk mengikuti kegiatan tertentu.

Berdasarkan keterangan pihak SPPG, menu MBG pada hari kejadian terdiri dari nasi, telur, tahu, dan acar. Dugaan sementara penyebab keracunan mengarah pada olahan telur, meski hal tersebut masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.

Baca Juga:  Dukung Program MBG, Lanal Kendari Siapkan 78 Hektare Lahan untuk Pengembangan Ketahanan Pangan

“Gejala tidak muncul langsung setelah makan, melainkan setelah jeda waktu sekitar dua hingga tiga jam. Dugaan awal memang mengarah ke telur, tetapi ini masih harus dibuktikan lewat uji laboratorium,” jelasnya.

Para korban langsung dilarikan ke Puskesmas Watorumbe dan Puskesmas Mawasangka Tengah untuk mendapatkan penanganan medis. Karena keterbatasan kapasitas, sebagian warga dirujuk ke puskesmas lain hingga rumah sakit.

Polisi juga telah mengamankan sampel makanan MBG guna memastikan penyebab pasti dugaan keracunan massal tersebut.

“Kami sudah mengamankan sampel makanan untuk diuji di laboratorium. Apakah murni akibat makanan atau ada faktor lain, masih menunggu hasil pemeriksaan,” tambahnya.

Raboding mengungkapkan, sebagian penerima MBG tidak langsung mengonsumsi makanan, melainkan menyimpannya sekitar satu jam. Hal ini dinilai sejalan dengan jeda waktu munculnya gejala keracunan.

Hingga hari ini, penyebab pasti dugaan keracunan massal masih dalam penyelidikan. Dari total 115 korban, 5 orang dilaporkan masih menjalani perawatan di puskesmas, sementara kondisi lainnya berangsur membaik dan terus dipantau tenaga medis.

Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten