Damai Natal di Gereja Ora Et Labora Kendari, Ibadah Diikuti Ribuan Jemaat
Kendari – Suasana damai dan khidmat mewarnai perayaan Natal 2025 di Gereja Ora Et Labora, Jalan Lawata, Kelurahan Mandonga, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (25/12/2025). Sebanyak 1.056 jemaat mengikuti ibadah Natal yang berlangsung tertib dan penuh kekhusyukan.
Sejak pagi hari, jemaat mulai berdatangan ke gereja untuk mengikuti rangkaian ibadah yang dimulai pukul 08.30 Wita. Seluruh rangkaian perayaan berjalan lancar, diwarnai pujian, doa, serta penyampaian firman Tuhan dengan tema Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga.
Pengelola gereja bersama panitia melakukan pengaturan jemaat secara terukur guna menjaga kenyamanan selama ibadah berlangsung. Dukungan pengamanan juga terlihat dari kehadiran aparat kepolisian dan unsur terkait yang berjaga di sekitar lokasi gereja.
Pendeta Gereja Ora Et Labora, Marthinus Pongturunan, menyampaikan jumlah jemaat yang hadir terdiri atas 389 laki-laki dan 667 perempuan. Ia menegaskan bahwa pelaksanaan Natal tahun ini merupakan hasil persiapan yang dilakukan jauh hari.
“Persiapan perayaan Natal tidak dilakukan secara mendadak. Kepanitiaan sudah dibentuk sejak Oktober 2025, dengan melibatkan lima rayon yang ada di Gereja Ora Et Labora. Tahun ini, Rayon 1 dipercaya sebagai panitia pelaksana,” kata Marthinus.
Ia menjelaskan, seluruh pembiayaan kegiatan Natal bersumber dari kas gereja serta dukungan panitia melalui penggalangan dana internal. Selain ibadah pagi Natal, Gereja Ora Et Labora Kendari juga menggelar rangkaian Malam Pohon Terang pada Rabu (24/12) malam sebagai bagian dari perayaan.
Tema Natal dimaknai sebagai penguatan ikatan keluarga, tidak hanya dalam lingkup keluarga inti, tetapi juga bagi keluarga yang terpisah jarak dan waktu. Nilai kebersamaan tersebut menjadi pesan utama yang disampaikan dalam perayaan Natal tahun ini.
Pada momentum Natal 2025, Gereja Ora Et Labora Kendari turut menggelar penggalangan dana bagi korban bencana alam di Aceh dan Sumatra. Kegiatan tersebut menjadi bagian dari pelayanan sosial gereja sebagai wujud kepedulian terhadap sesama.
“Setiap terjadi bencana, gereja berupaya hadir melalui aksi kemanusiaan. Ini merupakan bentuk pelayanan kasih yang terus kami lakukan,” tegas Marthinus.
