Aksi Peduli Lingkungan, Relawan Muna Bebas Sampah Bakal Sulap Barang Bekas Jadi Prakarya
Muna – Relawan Muna Bebas Sampah (MBS) bakal menyulap barang-barang bekas yang ada di Kabupaten Muna menjadi prakarya atau hasil kerajinan tangan dengan motif yang berbeda-beda.
Direktur MBS, Wa Ode Sri Andriani Amsa mengatakan, kegiatan ini akan menjadi rutinitas relawan yang tergabung dalam MBS sendiri. Tujuannya, agar sampah tidak berserakan dan generasi milenial maupun masyarakat umum lainnya bisa melakukan aksi peduli lingkungan.
“Banyak manfaat yang didapat, selain menyelamatkan lingkungan, kita juga akan mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman yang menarik,” katanya, Kamis (19/10/2023).
Arin, sapaan akrab Wa Ode Sri Andriani Amsa menjelaskan, rumah bertumbuh atau dikenal dengan sebutan MBS ini terbentuk karena ia terinspirasi untuk menyelamatkan tanah kelahiran dari kerusakan, termasuk dari sampah-sampah yang berserakan di mana-mana.
Bak pepatah “Bersih Pangkal Sehat”, Arin menilai lingkungan dan perilaku bersih akan membawa seseorang pada gaya hidup yang sehat. Tentunya harus ada upaya yang dilakukan untuk memelihara lingkungan dari berbagai sampah demi terwujudnya kehidupan yang sehat dan nyaman.
Wanita kelahiran 25 Juni 1995 ini tak menapik jika MBS yang dicanangkan itu tak akan cepat diterima oleh seluruh elemen masyarakat, apalagi pola pikir mereka terhadap lingkungan berbeda-beda. Arin menyadari akan ada tantangan, rintangan, dan hambatan tetapi di balik kerja-kerja ikhlas yang dilakukan, ia optimis bahwa hasil tidak akan pernah mengkhianati setiap proses yang dilakukan.
“Kita tak akan mudah mengubah semuanya, tapi kita harus memulai melakukan dari yang kecil, perlu memulainya dari sekarang, dari rumah kita, dan dari diri kita sendiri,” papar alumni SMAN 1 Raha itu.
Generasi muda yang berprofesi sebagai praktisi lingkungan ini menerangkan lebih rinci terkait kerja-kerja di MBS sendiri. Mulanya, ia bersama tim merumuskan peta perjalanan guna melakukan aksi jemput sampah di sejumlah lokasi yang telah ditentukan di Kabupaten Muna.
Setelah itu, tim MBS berkeliling mendatangi rumah-rumah warga dan mengambil sampah yang telah dikemas masyarakat dalam bungkusan kantong plastik. Selanjutnya, bingkisan sampah dibawa ke kebun MBS untuk dilakukan pemilahan.
Ketika semua sudah terpilah, tim MBS mencuci dan membersihkan barang-barang bekas tersebut lalu dikeringkan. Selanjutnya, tim akan membuat berbagai prakarya atau kerajinan tangan. Barang bekas yang diperoleh itu pun akan disulap menjadi kreativitas yang beragam.
“Barang bekas akan kami jadikan kreativitas. Tapi hasilnya tunggu dulu ya, nanti sekalian kami tampilkan. Jangan lupa nantikan hasil karya anak-anak MBS ya,” tuturnya.
Arin menambahkan, ia menempuh dunia pendidikan Strata (S1) di Universitas Halu Oleo (UHO) dan S2 Universitas Indonesia (UI). Dengan berbagai pengalamannya yang dimiliki selama menempuh perkuliahan, ia memiliki jejaring sosial yang banyak.
Bahkan, saat MBS menggelar pertemuan perdana antara relawan, via zoom, Rabu (18/10) malam, Arin menghadirkan seorang Praktisi Sumber Daya Manusia ternama, yakni Weko Heryanto yang sekaligus menjadi pembicara dalam pertemuan tersebut.
“Terima kasih kepada kak Weko sudah mengisi pertemuan ini dengan energi positif. Pencerahan yang luar biasa bagi saya dan teman-teman relawan MBS semua,” bebernya.
Untuk itu, Arin mengajak seluruh masyarakat di Kabupaten Muna agar memulai hal-hal baru yang positif guna menyelamatkan daerah tercinta dan tanah kelahiran dari sampah yang berhamburan, dengan mengaktualisasikan giat aksi peduli lingkungan.