Alasan Masyarakat Sultra Enggan Vaksin

Kendari – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut alasan masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) masih enggan melakukan vaksin Covid-19. Masyarakat khawatir karena efek samping vaksin, masih mencari lokasi vaksinasi, sudah terjadwal namun belum ada waktu, tidak percaya efektivitas vaksin, dan lainnya (faktor kesehatan, ibu hamil, sarana, serta akses jalan sulit).
Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti. Dia mengatakan, masyarakat yang tidak ingin melakukan vaksinasi karena khawatir efek samping masih cukup tinggi.
“Masih ada sebagian masyarakat yang belum melakukan vaksinasi karena khawatir dengan efek samping vaksin. Angkanya 26,3 persen dari seluruh responden,” katanya, Kamis (5/8/2021).

Masyarakat belum melakukan vaksinasi karena masih mencari lokasi yang menyediakan kuota sebanyak 21,7 persen. Mereka yang sudah terjadwal melakukan vaksinasi, namun belum ada waktu sebanyak 17,2 persen. Alasan masyarakat yang enggan vaksin karena tidak percaya sebanyak 4,3 persen. Dan warga yang belum melakukan vaksinasi karena alasan lain sebanyak 34,9 persen.
Data tersebut diperoleh dari hasil survey yang dilakukan BPS Sultra secara daring pada periode 13 – 20 Juli 2021.
“Survey diikuti 2.238 responden dengan metode sampling snowball atau sampling yang disebarkan secara berantai. Dari jumlah tersebut, laki-laki 50,89 persen dan perempuan 49,11 persen. Usia remaja (17 – 19 tahun) 5,41 persen, dewasa (20 – 59 tahun) 93,57 persen, dan lanjut usia (60 tahun ke atas) 1,03 persen. Pendidikan SD 1,07 persen, SMP 3,57 persen, SMA 28, 24 persen, DI/DII/DIII 6,21 persen, DIV/S1 51,88 persen,” ungkapnya.
Meski begitu, menurut Agnes, data yang dihasilkan merupakan gambaran individu yang secara sukarela berpartisipasi dalam survei. Informasi itu tidak sepenuhnya mewakili kondisi masyarakat suatu daerah atau seluruh Sultra.

