BKKBN Miris Sultra Produksi Ikan Banyak Tapi Angka Stunting Masih Tinggi
Kendari – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan angka stunting di Sulawesi Tenggara (Sultra) masih tergolong tinggi karena berada di atas 30 persen.
Direktur Analisis Dampak Kependudukan BKKBN Pusat, Faharuddin merasa miris melihat kondisi ini, lantaran Sultra sendiri tidak kekurangan protein hewani, yang mana hal itu menjadi salah satu asupan utama untuk melengkapi gizi anak-anak agar terhindar dari stunting.
“Di sini kan terkenal ya, produksi ikannya banyak, tapi angka stuntingnya juga masih tinggi, mungkin ada hal lain yang memengaruhi,” katanya saat Workshop Kampung Keluarga Berkualitas di Kelurahan Mokoau, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Jumat (7/10/2022).
Hal tersebut membuat pemerintah melalui BKKBN menjadikan Sultra daerah prioritas nasional untuk menekan angka stunting.
“Angka stunting di Sultra memang masih cukup tinggi di atas 30 persen, hal ini menjadi provinsi prioritas nasional,” katanya.
Pihaknya menyebut untuk wilayah-wilayah prioritas nasional akan diberikan alokasi dana yang lebih besar dari wilayah lain sebagai bentuk perhatian pemerintah pusat agar angka stunting bisa turun.
Tetapi Faharuddin menilai tingginya angka stunting ini juga terkait dengan beberapa faktor lain seperti wilayah geografi, kemudian tingkat kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya membuat masyarakat kurang peka terhadap pemenuhan gizi untuk tumbuh kembang anak.
Terkait program yang dilakukan BKKBN guna menekan angka stunting, pihaknya mengaku telah banyak membuat program, salah satunya adalah program Dapur Sehat atasi Stunting (Dashat) yang akan mengintervensi masalah gizi kepada keluarga berisiko stunting.
“Ada banyak program lain, yang berkolaborasi dengan dinas-dinas terkait,” pungkasnya.