Cerita Sedih Kakak dan Tangis Ibu di Konsel Usai Anak Diperkosa hingga Akhiri Hidup
Konawe Selatan – Warga Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), Ardi (25), tak kuasa menahan kesedihan usai adik tercintanya berinisial F (20) memilih mengakhiri hidup dengan cara gantung diri, Minggu (3/3/2023) sekitar pukul 09.00 Wita.
Ardi mengaku, ibu dan adik tercintanya tinggal di sebuah rumah kecil di pesisir pantai Kecamatan Laonti. Karena ayah dan ibunya telah lama pisah, Ardi menjadi tulang punggung keluarga.
Untuk mencari sesuap nasi, ia merantau dan memilih menjadi pekerja kasar di sebuah perusahaan tambang di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng). Gajinya pas-pasan dan semuanya telah diporsikan. Digunakan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri bersama keluarga dan sebagian lagi untuk ibu dan adiknya.
“Kami tiga bersaudara. Korban ini anak kedua. Saya dengan adikku terakhir yang kerja,” paparnya, Selasa (5/3).
Selama bekerja di perantauan, Ardi hanya berkomunikasi via telepon dengan ibu dan adiknya. Sesekali, ia pulang kampung untuk melepas rindu kepada mereka.
Saat adiknya meninggal dunia, Ardi sedang bekerja di Morowali. Saat itu juga ia izin dan bertolak menuju Kecamatan Laonti untuk melihat wajah sang adik yang terakhir kalinya.
Sesampainya di sana, jenazah F tidak langsung dimakamkan. Pihak keluarga bersepakat untuk membawa almarhum ke RS Bhayangkara Kendari untuk dilakukan visum luar.
Dengan bantuan warga sekitar, jenazah F digiring menggunakan perahu dan berlabuh dari salah satu pelabuhan di Kecamatan Laonti menuju Kota Kendari. Jenazahnya dibawa menggunakan mobil ambulance menuju RS Bhayangkara Kendari.
Dari pantauan Kendariinfo, Senin (4/3), jenazah F divisum luar di ruang jenazah RS Bhayangkara Kendari. Tidak banyak kerabat di sana dan ibunya bernama Mau (47) yang setia mendampingi.
Di dalam ruangan itu, Mau tidak bisa berkata-kata. Ia hanya bisa menangis sembari menatap jasad anak keduanya dan sesekali memberikan pelukan terakhir.
Ardi mengetahui bahwa adiknya diperkosa pria hidung belang inisial A, warga di kampung tersebut dan jarak rumah mereka sekitar 1 kilometer. Peristiwa itu terjadi pada bulan Agustus dan September 2023.
Kata Ardi, inisial A telah dilaporkan ke kepala kampung dan sempat dimediasi secara kekeluargaan. Namun, A berdalih tidak mengakui aksi bejat tersebut. Ironisnya, keluarga Ardi justru diancam diusir oleh A karena lahan yang mereka tinggali milik terduga pelaku.
Demi menuntut keadilan kepada sang adik, Ardi melaporkan A ke Polda Sultra pada Kamis, 21 September 2023. Namun hampir enam bulan, laporannya belum juga menemui titik terang.
“Dia (inisial A) orang berada di kampung, banyak harta. Sementara kami ini hanya masyarakat kecil,” tuturnya.
Atas musibah yang menimpa adiknya, Ardi berharap Polda Sultra bisa mengungkap kasus itu secara terang benderang agar mereka mendapat keadilan. Saat ini, jenazah F telah dimakamkan di Kecamatan Laonti.
Terkait laporan yang telah dilayangkan Ardi sekitar 6 bulan lalu, Kabid Humas Polda Sultra, Kombes Pol Iis Kristian, hanya berkomentar singkat.
“Masih dalam proses penyelidikan, nanti kami sampaikan lagi setelah gelar perkara nanti,” singkatnya.
6 Bulan Menunggu hingga Korban Akhiri Hidup, Terduga Pemerkosa Wanita di Konsel Masih Bebas