Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Opini

Covid-19 Memasuki Masa Kritis! Bagaimana Dampak Vaksinnya?

Tulisan dari tidak mewakili pandangan dari redaksi kendariinfo
Covid-19 Memasuki Masa Kritis! Bagaimana Dampak Vaksinnya?
ilustrasi Vaksin covid-19. Foto: Istimewa.

Opini – Pandemi Covid-19 di Indonesia memasuki masa baru, epidemiolog mengingatkan pada awal 2021 Indonesia memasuki masa kritis Pandemi Corona. Angin segar seolah hadir karena vaksin telah ditemukan, namun nyatanya Vaksin Covid-19 yang diimpor dari Tiongkok bukan solusi hentikan Pandemi Virus Corona.

Dikutip dari Kompas.com, Epidemiolog Indonesia di Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan tiga sampai enam bulan ke depan, kasus Covid-19 di Indonesia memasuki masa kritis.

Data sebaran Covid-19 yang dikutip dari laman resmi Satgas Covid-19 Indonesia, per 24 Januari 2021 ada penambahan kasus positif sebanyak 11.778 sehingga total terkonfirmasi sebanyak 989.262 kasus, sembuh sebanyak 80,7% dari kasus terkonfirmasi, sementara kasus meninggal sebanyak 2,8% dari kasus yang terkonfirmasi.

Angka positif yang terus meningkat serta angka kematian yang kian bertambah mengharuskan pemerintah untuk segera mendistribusikan vaksin. Alih-alih menyembuhkan ternyata pandangan tersebut keliru, Vaksin Covid-19 hanya menjadi perangsang antibodi sehingga menambah imunitas tubuh manusia. Meskipun demikian sebagian kecil dari penerima vaksin masih mungkin terjangkit Virus Corona kembali.

Pro dan kontra terjadi, banyak masyarakat yang telah termakan berita bohong seputar dampak buruk covid-19. Hoax Buster laman Resmi Satgas Covid-19 indonesia mengonfirmasi beberapa berita bohong yang tersebar di media sosial, salah satunya unggahan di Facebook yang memperlihatkan tangkapan layar video CNN yang memberitakan rakyat akan dibunuh oleh vaksin dari tiongkok. Setelah ditelusuri ternayata berita tersebut termasuk berita menyesatkan.

Baca Juga:  Sengkarut Pertambangan Blok Morombo
Tangkapan layar Hoaks Buster Mafindo

Vaksin Corona buatan Sinovac telah melalui berbagai uji klinis yang dilakukan oleh pemerintah, seharusnya ketika dinyatakan layak edar berarti vaksin sudah benar-benar aman untuk disebarkanluaskan, perlu diketahui beberapa efek samping Vaksin Sinovac tidak sampai mematikan.

Pemerintah memulai program vaksinasi Covid-19 sejak 13 Januari 2021. Presiden Jokowi menjadi orang pertama, disusul para menteri, pejabat pemerintah pusat maupun daerah serta tenaga kesehatan.

Setelah satu minggu pasca disuntik vaksin asal Tiongkok tersebut, belum ada tanda-tanda atau laporan bahaya dari program vaksinasi Covid-19 yang dilakukan pemerintah.

Tim Peneliti Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran (Unpad) Kusnandi Rusmil mengatakan, dalam pemberian vaksin kemungkinan terdapat dua efek samping di antaranya efek lokal dan sistemik.

“Efek sampingnya dua, reaksi lokal dan sistemik. Reaksi lokal di tempat suntikan ada merah, bengkak, nyeri dalam 48 jam sudah hilang lagi,” kata Kusnandi dikutip dari health.detik.com.

Lebih lanjut, efek samping lokal ini biasanya terjadi sebanyak 30 persen dari jumlah subjek penelitian (relawan). Dia mengatakan, efek samping lainnya yaitu sistemik di mana kondisi relawan mengalami demam di 30 menit pertama pemberian vaksin.

Jika dalam 30 menit pertama ditemukan relawan atau subjek yang mengalami efek samping maka akan dilakukan tindakan penanganan oleh pengawas dan dokter terkait. Kusnandi mengatakan, reaksi tersebut akan terjadi jika relawan memiliki alergi tertentu.

Baca Juga:  Mencermati Kasus Kekerasan dan Pelecehan Seksual di Kampus

“Penting 30 menit pertama kita lihat ada tidak yang lemas, itu yang harus dijaga pertama, orang itu tidak boleh pulang dan dijaga betul oleh dokter. Nah kita belum tau ada yang reaksi alergi atau tidak. Tapi apa pun reaksi suntikan vaksin akan begitu alergi ada, juga yang tidak,” jelasnya.

Sejauh ini belum ada laporan resmi tentang risiko paling buruk terhadap Vaksin Sinovac buatan negeri tirai bambu tersebut.

Bersikap skeptis terhadap suatu berita memang dianjurkan, namun jika sampai keluar dari koridor kebenaran hal tersebut tidak dibenarkan, untuk itu literasi seputar perkembangan vaksinasi Covid-19 harus terus di tingkatkan, agar senantiasa bijak dalam memahami berita.

Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten