Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Terkini

Di Konsel dan Kolaka, Perburuan Anoa Meningkat Jelang Iduladha

Di Konsel dan Kolaka, Perburuan Anoa Meningkat Jelang Iduladha
Erin, anoa dataran tinggi (Bubalus quarlesi) yang menjadi korban jerat di Konawe Selatan (Konsel) pada 2019 ditangkarkan di Kantor BKSDA Sultra. Foto: La Ode Risman Hermawan/Kendariinfo. (6/6/2022).

Sulawesi Tenggara – Perburuan satwa anoa (Bubalus sp) di wilayah Kecamatan Kolono, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dan Kecamatan Wolo atau sekitar gunung Mekongga, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) selalu meningkat jelang perayaan Iduladha. Hal itu disampaikan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sultra, Sakrianto Djawie.

“Kolono dan di sekitar Mekongga banyak perburuan liar, apalagi menjelang Iduladha,” kata Sakrianto kepada Kendariinfo saat ditemui di Kantor BKSDA Sultra, Senin (6/6/2022).

Dia menyebut, petugasnya di lapangan banyak menemukan perburuan liar oleh masyarakat dengan cara menembak dan memasang jerat anoa. Hal itu pun telah berlangsung sejak lama. Kebiasaan menjadikan anoa sebagai hewan yang bisa dikonsumsi merupakan alasan perburuan liar tersebut, terlebih menjelang Iduladha.

“Makanya dua daerah ini, petugas saya perintahkan untuk perketat patroli,” ujarnya.

Sakrianto mengungkapkan, perburuan liar merupakan salah satu alasan menurunnya populasi anoa di Sultra. Saat ini, hanya ada 28 ekor anoa yang tersebar di empat hutan konservasi sepanjang tahun 2021 dan 2022 berdasarkan site monitoring BKSDA Sultra. 11 ekor di Labuan, 6 ekor di Lambusango, 7 ekor di Tanjung Beropa, dan 6 ekor di Amolengo. Meski demikian, hasil pemantauan itu bukan jumlah keseluruhan anoa di empat kawasan tersebut. Sebab, pemantauan hanya dilakukan pada lokasi tertentu saja.

Baca Juga:  Gerindra Sultra Dukung Misi Prabowo Perjuangkan UKT Gratis Mahasiswa

“Ini bukan data per luas kawasan hutan konservasi, tapi per site monitoring saja. Sebenarnya lima kawasan, tapi satu kawasan belum ada site monitoring. Tahun depan baru ada,” ungkapnya.

Sementara terkait penampakan induk dan anak anoa di kawasan pertambangan Kecamatan Routa, Kabupaten Konawe, Sakrianto belum bisa menjelaskan lebih jauh. Populasi anoa di hutan tersebut juga belum bisa dipastikan. Menurutnya, lokasi penampakan dua anoa itu merupakan hutan produksi, bukan kawasan konservasi. Meski begitu, BKSDA Sultra akan membentuk tim inventarisasi untuk mengetahui populasi di daerah tersebut.

“Kemungkinan itu daerah home range atau daerah jelajah. Karena setiap bulan keliling cari makanan. Tapi jumlah populasinya belum bisa kita jawab. Statusnya di sana hutan produksi, bukan kawasan konservasi satwa,” pungkasnya.

Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten