Dugaan Malapraktik di RSUD Djafar Harun, Massa Kembali Demo Bupati dan DPRD Kolaka Utara

Kolaka Utara – Massa yang tergabung dalam Gerakan Peduli Kemanusiaan kembali berunjuk rasa di Kantor Bupati dan DPRD Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra). Mereka meminta agar Kepala RSUD Djafar Harun, dr. Syarif Nur segera dicopot karena dugaan malapraktik, Senin (1/2/2021).
Koordinator aksi, Syahrial Amir mengatakan pemerintah dan DPRD Kolaka Utara harus bertindak tegas atas kasus kematian ibu dan anak di RSUD Djafar Harun.
“Saya tegaskan, pemerintah dan DPRD Kolaka Utara harus bertindak tegas atas kejadian hilangnya nyawa ibu dan bayinya di RSUD Djafar Harun,” katanya saat berorasi di Kantor Bupati Kolaka Utara.
Selain itu, dia juga mempertanyakan sejuah mana kinerja panitia khusus yang dibentuk DPRD Kolaka Utara.

“Bagaimana kinerja pansus saat ini? Apakah sudah bekerja atau belum,” tambah Amir.
Sekretaris Daerah Kolaka Utara, dr. Taufik Sonda yang sedang berada di Kantor Bupati kemudian menemui pengunjuk rasa. Dia menyebut akan menyampaikan aspirasi mereka kepada Bupati Nur Rahman Umar.
“Nanti malam saya akan menemui beliau dan melaporkan tentang aspirasi hari ini, semua yang disampaikan tentu ada proses dan mekanismenya, setelah itu diambil keputusan bersama,” ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, nada pencopotan dr. Syarif Nur kian menguat akibat kasus kematian Ibu Jusrinda dan bayinya di RSUD Djafar Harun pada Jumat (22/1) bulan lalu.
Keduanya meninggal diduga karena penanganan yang salah dari dokter dan petugas rumah sakit.
Ayah Jusrinda, Salam (42) menceritakan kejadian awal korban meninggal. Saat itu anaknya dibawa ke RSUD Djafar Harun untuk Ultrasonografi (USG) kehamilan.
Setelah di periksa, bidan mengatakan kandungan korban telah lewat bulan. Jusrinda pun disarankan rawat inap.
Karena merasa kesakitan, korban sempat meminta untuk dioperasi sesar. Namun tanggapan rumah sakit, kandungan korban masih sehat dan hanya diberi obat. Korban terus disuntik hingga akhirnya terjadi pendarahan pada kandungan.
Akibat suntikan obat terus-menerus, Jusrinda kejang-kejang dan tidak bisa lagi melihat. Akhirnya korban dan bayinya dinyatakan meninggal dunia waktu itu.
Laporan: Ryan
Editor: Risman
