Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Konawe

Dinilai Jadi Penghambat Rezeki, Pincara Gratis Milik Pemkab Konut Ditolak Warga Sekitar

0
0
Dinilai Jadi Penghambat Rezeki, Pincara Gratis Milik Pemkab Konut Ditolak Warga Sekitar
Kondisi warga yang menyeberang pakai pincara di Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, Konawe Utara (Konut). Foto: Istimewa.

Konawe Utara – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Utara (Konut) terus berupaya mencarikan solusi terbaik agar pengendara yang melintasi lokasi banjir di Desa Samandete, Kecamatan Oheo, Konut diberikan kemudahan dan tidak kesulitan.

Salah satu cara yang dilakukan Pemkab Konut, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konut adalah menyiapkan pincara gratis bagi masyarakat dan pengendara yang akan melintas. Hanya saja, operasional pincara gratis itu ternyata menjadi polemik bagi sebagian warga di sana.

Kepala BPBD Konut, Muh. Aidin, mengatakan banjir yang terjadi di lokasi itu menjadi musibah bagi masyarakat. Tetapi, ada sebagian masyarakat yang meraup keuntungan di balik peristiwa tersebut. Mereka adalah masyarakat yang menyediakan jasa penyeberangan pincara.

Kata Aidin, pincara gratis yang disiapkan oleh pemerintah setempat pernah mendapat penolakan dari sekelompok warga tertentu. Alasannya, kehadiran pincara gratis milik pemerintah justru menghalangi sumber rezeki para penyedia jasa pincara.

“Ceritanya ada penolakan dari masyarakat, sebelumnya. Masyarakat itu merasa aktivitasnya terganggu karena selama ini mereka menganggap ini ajang tahunan. Setiap datang banjir, mereka meraup keuntungan dari kegiatan penyeberangan itu,” ujar Aidin, Kamis (3/4/2025).

Agar aktivitas tetap berjalan meskipun mendapat penolakan warga, lanjut Aidin, Pemkab Konut tetap mengoperasikan pincara gratis tersebut. Tetapi, pincara milik para penyedia jasa atau berbayar, tetap beroperasi juga.

“Kami di pemda tidak mau tau, minimal kita mencarikan solusi, utamanya yang berdampak pada inflasi dan kenaikan harga,” bebernya.

Aidin menerangkan pincara gratis milik Pemkab Konut diperuntukkan bagi kendaraan dinas, mobil ambulance, kendaraan pemasok logistik, dan sebagian bagi masyarakat yang ingin menyeberang juga. Semuanya diklaim beroperasi 24 jam jika banjir belum surut.

Selain menyediakan pincara gratis sebagai salah satu solusi, lebih lanjut Kepala BPBD Konut, pihaknya sedang menunggu hasil koordinasi dengan Balai Jalan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sebab, solusi utama kawasan tersebut adalah mendirikan jembatan dan menjadi kewenangan instansi itu.

“Pak Bupati dan Wakil Bupati Konut sering ke lokasi ini memantau langsung. Kami bisa buat jembatan di sini, tetapi ini ranahnya Balai Jalan. Sering koordinasi, sering ditinjau, tetapi sampai saat ini belum ada kejelasan juga. Akhirnya, kami di sini yang terus-terus disoroti, padahal ini ranahnya mereka,” sesalnya.

Untuk itu, Aidin berharap agar Balai Jalan Kementerian PUPR segera memberikan kejelasan dan bergandengan dengan Pemkab Konut guna mencarikan solusi terbaik mengatasi masalah banjir di desa tersebut.

Akses Jalan di Sambandete Konut Masih Terisolasi Banjir, Tarif Pincara Meroket hingga Pengendara Gigit Jari

Bagikan berita ini:
Tetap terhubung dengan kami: