Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Terkini

Dipaksa Vaksin Meski Sakit, Lansia Ini Terpaksa Dibawa ke RSUD Konsel

0
0
Dipaksa Vaksin Meski Sakit, Lansia Ini Terpaksa Dibawa ke RSUD Konsel
Kondisi lansia bernama Riy (64) saat menjalani perawatan di RSUD Konsel. Foto: Istimewa (Jumat, 8/4/2022).

Konawe Selatan – Seorang pria bernama Hardianto (24) menyayangkan tindakan oknum tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Palangga yang memaksa ibu lanjut usia (lansia) bernama Riy (64) mengikuti vaksinasi Covid-19, Jumat (8/4/2022).

Pasalnya, Ibu Rumah Tangga (IRT) sekaligus orang tua kandung Hardianto, asal Desa Watudemba, Kecamatan Palangga, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) ini sedang masa pemulihan dari penyakit Tuberculosis (TBC) yang diderita.

Hardianto mengatakan, awalnya, ibunya mendapat Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp900 ribu. Untuk mengambil bantuan, dia diminta datang di Balai Desa Watudemba. Riy pun pergi ke balai desa ditemani anak mantunya bernama Kemal.

“Jarak rumah dan balai desa ini sekitar 100 meter,” ujar Hardianto, Sabtu (9/4).

Sesampainya di balai desa, Riy diminta mengikuti vaksinasi Covid-19 sebelum mengambil bantuan dengan alasan bahwa sertifikat vaksin digunakan sebagai syarat untuk menerima bantuan yang diterima per tiga bulan itu.

“Padahal sebelum-sebelumnya tidak pernah ada syarat harus divaksin itu,” kesalnya.

Kemal dan oknum nakes tersebut sempat berdebat. Ia menjelaskan, mertuanya sedang masa pemulihan karena mengidap penyakit TBC dan baru saja menjalani pengobatan selama enam bulan sejak September 2021-Maret 2022.

Dalam perdebatan itu, oknum nakes menegaskan bahwa tidak masalah seorang lansia divaksin dan dia mengatakan siap bertanggung jawab jika terjadi sesuatu yang buruk kepada Riy. Kemal pun terpaksa mengizinkan mertuanya divaksin.

Tak lama setelah divaksin, Riy tiba-tiba pusing dan merasa kelelahan. Dia tidak bisa duduk lama dan ingin berbaring. Kemal pun membawa pulang mertuanya di rumah tanpa harus menunggu giliran penerimaan BLT.

Sesampainya di rumah, kondisi Riy kian memprihatinkan. Badannya makin lemas dan kesulitan berbicara. Untuk makan pun dia tidak bisa. Tak ingin mengambil risiko, Riy akhirnya dilarikan di RSUD Konsel untuk mendapat penanganan medis. Di RSUD itu, dia diinfus, kemudian pihak RSUD berkoordinasi dengan keluarga korban agar segera mencari tambahan darah karena korban mulai kekurangan darah.

“Stok darah di sana kosong, makanya kita langsung menelepon kiri kanan cari teman-teman yang punya darah O,” tambahnya.

Hingga saat ini, ibu Hardianto, Riy masih berada di rumah sakit ditemani oleh sanak keluarga. Kondisinya masih dalam penanganan medis tetapi dokter yang mengaku siap bertanggung jawab ketika memberikan vaksin belum muncul di tempat itu.

Atas peristiwa yang menimpa orang tuanya, Hardianto mengancam akan memproses oknum nakes tersebut jika terjadi hal buruk kepada ibunya.

Secara terpisah, Kepala Puskesmas Palangga, Amrin mengaku, saat penerimaan BLT di balai desa tersebut, banyak warga yang berkerumun. Untuk mengejar capaian vaksinasi di daerah itu, mereka bekerja sama dengan berbagai instansi untuk mengadakan vaksin.

“Benar ada vaksin di balai desa itu saat penerimaan BLT tetapi saya tidak di lokasi. Saya belum tahu secara pasti kejadiannya, masih tunggu laporan. Tetapi Dokter Agus itu tugas di Puskesmas Palangga, dia yang memberikan suntikan vaksin di balai desa itu,” bebernya.

Amrin menambahkan, sebelum melakukan vaksinasi Covid-19 seharusnya nakes yang bertugas melakukan screening terlebih dahulu. Jika tidak memenuhi unsur, tidak perlu ada paksaan jangan sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Bagikan berita ini:
Tetap terhubung dengan kami: