Dispar Sultra Ajak Pegiat Media dan Influencer Jelajahi Wisata di Muna dan Buteng
Sulawesi Tenggara – Dinas Pariwisata (Dispar) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengajak sejumlah influencer dan pegiat media untuk menjelajahi wisata alam Kabupaten Buton Tengah (Buteng) dan Kabupaten Muna pada 17 – 20 Juli 2024. Kegiatan bertajuk Familiarization Trip diikuti beberapa orang pemengaruh, jurnalis lokal, dan pengelola desa wisata di Sultra.
Pada hari pertama, Rabu (17/7) pukul 09.00 Wita, tim melakukan perjalanan dari Kantor Dispar Sultra menuju Pelabuhan Torobulu, kemudian berlayar sekira 4 jam ke Pelabuhan Tampo, Kabupaten Muna.
Tanpa berlama-lama, tim langsung menyusuri aspal jalan menuju Buteng. Tiba sekira pukul 23.45 Wita, tim langsung beristirahat untuk melanjutkan kegiatan pada esok hari. Di hari kedua, Kamis (18/7) sekira pukul 08.30 Wita, tim langsung bersiap untuk menuju ke destinasi pertama, yakni Gua Koo.
Gua itu terletak di Desa Lantongau, Kecamatan Mawasangka Tengah, dan bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan memakan waktu sekira 30 menit dari Lombe. Setibanya di sana, tim kemudian melakukan dokumentasi sembari menikmati keindahan Gua Koo.
Dinding Gua Koo dihiasi stalaktit yang tercipta atas kerja-kerja alam dan tersusun rapat dengan berbagai variasi ukuran. Stalaktit yang meruncing tajam menambah indah landscape gua ini.
Belum berakhir di sana, Gua Koo memiliki bentangan danau yang tidak kalah cantik. Airnya yang terlihat begitu biru nan segar membuatnya terasa sangat sejuk. Meski begitu, wisatawan rasanya tidak bisa terlalu berlama-lama karena kadar oksigen yang terbatas.
Setelah puas dengan Gua Koo, tim kemudian melanjutkan perjalanan untuk mengunjungi destinasi kedua. Destinasi yang dituju adalah Pantai Mutiara. Pantai itu terletak di Desa Gumanano, Kecamatan Mawasangka.
Destinasi wisata dengan gugusan karst di bibir pantainya menawarkan sensasi menenangkan. Apalagi ditambah gemuruh suara ombak yang menabrak hamparan pasir putih membuatnya lebih eksotis.
Wisatawan akan dibuat betah untuk berlama-lama di kawasan bak surga dunia itu. Hal itu dikarenakan berbagai fasilitas penunjang yang terbilang cukup memadai. Pantai Mutiara dilengkapi dengan resto, kamar bilas, toilet, hingga gazebo.
Selepas puas mengeksplor Pantai Mutiara, tim kemudian menyempatkan diri untuk makan siang kemudian bertolak ke destinasi selanjutnya. Sekira pukul 13.40 Wita, tim menuju ke destinasi ketiga. Destinasi yang dituju adalah Destinasi Batu Belah Rahia atau Wisata Kotaeono.
Destinasi tersebut terletak di Desa Rahia, Kecamatan Gu, Kabupaten Buteng. Wisata itu menawarkan danau biru di tengah batu belah yang indah. Batu belah karst ini tercipta secara alami, di dindingnya dihiasi oleh pepohonan rindang yang membuatnya semakin eksotis.
Danau biru yang alirannya tembus hingga ke pantai membuat rasa airnya payau lebih ke asin. Dalam danau itu juga hidup berbagai biota yang menambah nilai dari danau tersebut.
Wisatawan bebas berenang untuk menikmati segarnya air di tempat itu. Selain itu, tersedia perahu yang bisa disewa untuk mengelilingi danau tersebut. Jika membawa peralatan berenang, seperti masker atau kacamata renang, wisatawan bisa melihat dasar danau yang menawarkan pemandangan biota khas bawah air.
Setelah puas dengan tiga destinasi di Buteng, tim kembali ke penginapan untuk bersiap melaksanakan trip hari ketiga. Pagi pun datang, Jumat (19/7), tim kembali bersiap dan meninggalkan Buteng untuk menuju Kabupaten Muna.
Tetapi sebelum meninggalkan Buteng, tim mengunjungi destinasi wisata yang tidak kalah indah. Destinasi yang dituju adalah Gua Bidadari. Gua Bidadari terletak di Desa Kolowa, Kecamatan Gu.
Gua itu menyimpan keindahan luar biasa. Celah di tengah gua yang membuat cahaya matahari bisa masuk begitu indah untuk menjadi spot foto.
Gua Bidadari bisa menjadi rekomendasi bagi pencinta alam atau konten kreator untuk bisa menghiasi linimasa media sosialnya. Tempat itu menawarkan batuan stalaktit di sisi gua. Ada beberapa danau juga di gua itu.
Waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan gua seutuhnya adalah saat pukul 11.00 hingga 14.00 Wita. Waktu tersebut adalah momen saat matahari tepat di atas gua, sehingga cahayanya bisa masuk.
Saat cahaya masuk, biasnya akan menyinari seisi gua dari atas. Keindahannya akan semakin indah apabila ada efek asap yang bisa diciptakan sendiri wisatawan. Asap dan cahaya matahari bisa membuat foto yang dihasilkan oleh wisatawan akan semakin estetik.
Destinasi itu menjadi lokasi terakhir di Buteng. Dari sana, tim kembali menelusuri jalanan menuju Kabupaten Muna. Setibanya di Muna, tim langsung ke Permandian Danau Moko. Pemandian itu terletak di tengah perkampungan masyarakat Desa Oempu, Kecamatan Tongkuno.
Pesonanya begitu indah dengan birunya air danau. Danau Moko memiliki kedalam sekira 8 meter, panjang mulut danau sekira 40 meter, dan lebar sekira 20 meter. Dalam danau terdapat berbagai biodata termasuk penyu. Dengan kedalam seperti itu, tidak diwajibkan bagi wisatawan yang belum mahir berenang.
Wisatawan bebas bermain air sembari menikmati sensasi berenang berdampingan bersama penyu. Menurut data saat ini, penyu di Danau Moko berjumlah dua ekor. Selain penyu, ada juga beberapa ekor ikan yang berukuran lumayan besar.
Jika berenang menggunakan kacamata air, wisatawan dapat melihat secara jelas dasar danau, dinding-dinding danau. Danau Moko mempunyai daya tariknya sendiri, bentuknya yang abstrak menambah kesan estetik permandian itu.
Puas bermain air di Moko, selepas Jumat, tim kembali melanjutkan perjalanan menuju destinasi selanjutnya. Destinasi kali ini adalah Permandian Fotuno Rete.
Wisata Permandian Fotuno Rete terletak di Desa Wakumoro, Kecamatan Parigi. Fotuno Rete menyimpan pesona alam menakjubkan. Terdapat satu bagian danau yang dimanfaatkan warga untuk mandi dan bermain air. Wisata Permandian Fotuno Rete memiliki air yang begitu biru dan sangat segar jika terkena kulit.
Pemandian alami itu menawarkan alam yang sangat asri dan tenang. Pepohonan berumur tua masih berdiri kokoh mengelilingi kawasan Fotuno Rete. Suasana semakin sejuk saat angin semilir berhembus dengan pelan dari balik pohon-pohon yang kokoh.
Seusai menikmati jernihnya air Fotuno Rete, tim kemudian melanjutkan perjalanan ke Gua Liang Kabori. Gua itu terletak di Desa Liang Kobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. Tempat itu menjadi salah satu destinasi wisata unggulan yang cocok untuk menjadi sarana literasi sekaligus liburan di Pulau Muna.
Gua itu seolah menggambarkan ragam kehidupan manusia di kala itu. Jejak-jejak yang ditinggalkan seolah menjelaskan begitu kreatifnya manusia zaman dahulu. Mereka mampu untuk menceritakan berbagai peristiwa menjadi simbol-simbol lukisan pada dinding gua.
Tim menghabiskan waktu di Liang Kobori. Selepas magrib, tim kemudian menuju Raha untuk beristirahat. Itu menjadi hari terakhir tim melakukan eksplorasi. Selanjutnya, Sabtu (20/7), selepas sarapan, tim kemudian melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Tampo menuju Torobulu sebelum akhirnya tiba kembali di Kota Kendari.