Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Pemerintah

Dokter Ortopedi di Kendari Masih Kurang, Padahal Insentif Rp20 Juta per Bulan

Dokter Ortopedi di Kendari Masih Kurang, Padahal Insentif Rp20 Juta per Bulan
Ilustrasi pasien patah tulang. Foto: Pixabay.

Kendari – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) kekurangan dokter spesialis ortopedi atau dokter yang menangani cedera dan penyakit pada sistem muskuloskeletal tubuh, antara lain tulang, sendi, tendon, otot, pembuluh darah, dan saraf. Padahal telah disiapkan insentif per bulan sebesar Rp20 juta.

Hal itu disampaikan oleh Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir kepada awak media. Dia menyebut bahwa Kota Kendari hanya memiliki satu dokter spesialis ilmu tersebut, itu pun satu-satunya di Sultra.

“Karena memang langkah ini dokter ortopedi, bahkan insentifnya kita naikan sampai Rp20 juta, tapi kita belum dapat orangnya,” katanya, Kamis (2/12/2021).

Masih Dibangun, Tugu Kalosara di Kendari Akan Rampung 2022
Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir. Foto: Yusrin Ramadhan/Kendariinfo. (2/12/2021).

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengakui, kebutuhan akan dokter ortopedi cukup tinggi, per hari bisa mencapai 20 lebih pasien yang ingin dilayani di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari.

“Dokter yang saat ini ada saja, bukan dokter tetap rumah sakit, kita minta bantuan karena kebutuhan masyarakat juga tinggi,” jelasnya.

Bahkan sebenarnya, Sulkarnain telah menyiapkan formasi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) untuk dokter spesialis ortopedi, namun tidak ada yang melakukan pendaftaran.

“Kita sudah mencari dokter yang punya latar belakang penyakit tulang itu. Tapi kita belum menemukan sampai sekarang,” ungkapnya.

Baca Juga:  Buah MoU dengan Pemkab Konut, Tambat Labuh Kendari Akan Jadi Dermaga Penyeberangan ke Labengki

Direktur RSUD Kota Kendari, dr. Sukirman juga mengatakan, dirinya sangat membutuhkan dokter spesialis penyakit-penyakit tersebut, pasalnya beberapa waktu lalu terjadi tumpukan pasien yang ingin dilayani baik itu pasien konsultasi, rawat jalan, maupun rawat inap.

“Pasien itu setiap hari ada 10 sampai 20 orang, sedangkan dokter hanya satu. Mudah-mudahan segera ada tambahan,” pungkasnya, Kamis (9/12).

Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten