Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Pemerintah

Gegara Covid-19 Angka Kemiskinan di Sultra Meningkat

0
0
Gegara Covid-19 Angka Kemiskinan di Sultra Meningkat
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra), Agnes Widiastuti saat rilis pers berita resmi statistik kemiskinan dan ketimpangan. Foto: BPS Sultra.

Kendari – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan di Sulawesi Tenggara (Sultra) meningkat sejak dilanda Pandemi Covid-19.

Hal itu disampaikan Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti. Dia menyebut Covid-19 berdampak pada perilaku, aktivitas ekonomi, hingga pendapatan masyarakat.

“Pandemi Covid-19 berdampak pada perilaku, aktivitas ekonomi, dan pendapatan penduduk. Nah dari situ memicu Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) meningkat, Nilai Tukar Petani (NTP) di bawah 100 dan menurun, inflasi, hingga penurunan pengeluaran konsumsi rumah tangga,” katanya, Senin (15/2/2021).

Agnes mengungkapkan, penduduk miskin di Sultra periode Maret hingga Sepetember 2020 meningkat 15,5 ribu orang dengan kenaikan 0,69 persen.

“Jumlah penduduk miskin pada September 2020 sebesar 317,32 ribu orang atau naik 15,5 ribu orang. Jika dibandingkan Maret 2020 hanya sebesar 301,82 ribu orang. Itu artinya ada kenaikan penduduk miskin 0,69 persen,” ungkapnya.

Selain itu, BPS Sultra juga membagi persentase penduduk miskin menjadi dua sasaran, yakni daerah perkotaan dan daerah pedesaan.

Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan naik 7,62 persen. Sementara di daerah pedesaan naik 13,93 persen.

“Penduduk miskin di perkotaan naik 73,22 ribu orang. Jika dibandingkan Maret 2020 penduduknya secara nominal memang mengalami penurunan. Sementara di daerah pedesaan jumlah penduduknya adalah 244,1 ribu orang, mengalami kenaikan jika dibandingkan Maret 2020,” ungkapnya.

Agnes menambahkan, untuk mengukur angka kemiskinan di Sultra, BPS menggunakan konsep kemampuan masyarakat memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach).

“Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan,” imbuhnya.

Laporan: Risman

Bagikan berita ini:
Tetap terhubung dengan kami: