Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Terkini

Habiskan Dana Ratusan Juta, Proyek Pengaspalan Jalan di Lorong Durian Kendari Dinilai Jalan di Tempat

3
0
Habiskan Dana Ratusan Juta, Proyek Pengaspalan Jalan di Lorong Durian Kendari Dinilai Jalan di Tempat
Kondisi pengerjaan jalan yang dinilai macet di Lorong Durian Kendari. Foto: Istimewa. (27/11/2023).

Kendari – Pengerjaan jalan di Lorong Durian, Kelurahan Wuawua, Kecamatan Wuawua, Kota Kendari yang menelan anggaran ratusan juta dinilai jalan di tempat dan menyisakan debu bagi warga sekitar, Senin (27/11/2023).

Informasi yang dihimpun Kendariinfo, pengaspalan jalan di lokasi tersebut menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Kendari tahun anggaran 2023 dengan nilai kontrak sebesar Rp346 juta.

Proyek pengaspalan jalan sepanjang 200 meter itu merupakan program dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Kendari yang dikelolah oleh CV Prisma Archi. Pekerjaan jalan mulai dilakukan sejak 7 Agustus 2023 dan ditargetkan rampung pada 4 Desember 2023 atau sekira 4 bulan pengerjaan.

Papan informasi pengerjaan jalan di Lorong Durian, Kelurahan Wuawua, Kecamatan Wuawua, Kota Kendari.
Papan informasi pengerjaan jalan di Lorong Durian, Kelurahan Wuawua, Kecamatan Wuawua, Kota Kendari. Foto: Istimewa. (27/11/2023).

Akan tetapi, memasuki akhir November 2023 atau tinggal sepekan jangka waktu yang diberikan, jalanan tersebut tak kunjung diselesaikan juga oleh pihak kontraktor. Bahkan warga menilai proyek ratusan juta itu macet dan jalan di tempat.

Salah satu warga bernama Asril menyebut, sudah beberapa bulan terakhir, perbaikan jalan di lokasi itu tak kunjung dilanjutkan, debu-debu dari hamparan timbunan di kawasan jalan beterbangan ke rumah-rumah warga dan membuat masyarakat sekitar tidak nyaman untuk beraktivitas.

“Tiap hari kita mau makan debu. Itu debu yang terbang dibawa angin masuk ke dalam rumah, bahkan melengket di dinding dan menyebabkan polusi udara,” kesalnya.

Tidak hanya itu, warga sekitar terpaksa harus menutup rapat rumah-rumah mereka karena debu yang diterbangkan angin masuk hingga ke dalam dapur. Selain itu, sejumlah tanaman rusak karena debu yang melengket akibat tiupan angin.

Asril juga menyesalkan tidak adanya proses penyiraman yang dilakukan oleh pihak kontraktor. Seharusnya, lanjut Asril, proses penyiraman dilakukan secara rutin setiap hari, tiga sampai empat kali. Apalagi, kawasan itu banyak dilalui oleh kendaraan.

Kesal dengan cara kerja pengelola proyek pengaspalan yang dinilai tidak becus, warga mengancam akan melakukan aksi blokade jalan dan memboikot Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Kendari.

“Dari pada kita sakit di sini, makan debu, mendingan kita tutup ini jalan dan pihak dinas harus tanggung jawab,” pungkasnya.

Bagikan berita ini:
Tetap terhubung dengan kami: