Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Muna

Hilang saat Melaut, Nelayan asal Buton Ditemukan Meninggal di Muna

Hilang saat Melaut, Nelayan asal Buton Ditemukan Meninggal di Muna
Polisi mengevakuasi jenazah La Taindi (36),nelayan asal Dusun Kamelanta, Desa Barangka, Kecamatan Kapontori, Kabupaten Buton. Foto: Istimewa. (14/12/2021).

Muna – La Taindi (36), nelayan asal Dusun Kamelanta, Desa Barangka, Kecamatan Kapontori, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) ditemukan meninggal setelah hilang saat melaut sejak Jumat (10/12/2021) lalu.

Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan di pesisir Pantai Liantade, Desa Mata Indaha, Kecamatan Pasi Kolaga, Kabupaten Muna, Selasa (14/12). Kapolsek Pure, Iptu Jantje Tumengkol menyebut, mayat korban ditemukan sudah dalam keadaan bengkak dan membusuk serta tangan kanan hingga pergelangan siku tidak ada.

“Mayat pertama kali ditemukan terdampar oleh seorang anak yang sedang bermain di pantai. Dia lalu menyampaikan kepada lelaki bernama Idarun. Idarun pun menyampaikan kepada masyarakat lainnya yang ada di sekitar untuk pergi melihat mayat tersebut,” ujarnya, Rabu (15/12).

Wa Iya menjemput jenazah suaminya yang ditemukan di pesisir Pantai Liantande, Desa Mata Indaha, Kecamatan Pasikolaga, Kabupaten Muna.
Wa Iya menjemput jenazah suaminya yang ditemukan di pesisir Pantai Liantande, Desa Mata Indaha, Kecamatan Pasikolaga, Kabupaten Muna. Foto: Istimewa. (14/12/2021).

Awalnya, masyarakat Desa Mata Indaha tidak ada yang mengenali korban. Personel Polsek Pure lalu mencari identitas mayat tersebut. Ternyata, korban merupakan nelayan yang hilang saat melaut di Selat Walengkabola sejak Jumat lalu.

“Informasi dari Polsek Tongkuno, ada korban hilang saat melaut di Selat Walengkabola, diduga masyarakat dari Desa Barangka. Karena sudah dilakukan pencarian, tapi belum juga ditemukan,” jelasnya.

Mendapat informasi itu, Personel Polsek Pure lalu berkoordinasi dengan Polsek Kapontori untuk menghubungi keluarga korban. Pihak keluarga akhirnya tiba di Desa Mata Indaha menggunakan dua perahu fiber untuk menjemput jenazah korban. 

Baca Juga:  Alasan Sakit, Prof B Mangkir dari Pemeriksaan Sebagai Tersangka di Polresta Kendari

“Keluarga yang datang adalah istri korban sendiri atas nama Wa Iya. Namun keluarga korban tidak bersedia jenazah untuk dibawa dan dilakukan autopsi di RSUD Raha. Selanjutnya jenazah korban langsung dikremasi menuju Desa Barangka untuk dimakamkan,” pungkasnya.

Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten