Rusmin Abdul Gani: HIPTI Jadi Angin Segar bagi Pengusaha Lokal
Kendari – Kehadiran Himpunan Pengusaha Tolaki Indonesia (HIPTI) di Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi angin segar bagi pengusaha-pengusaha lokal. Organisasi kemasyarakatan yang hadir sejak tahun 2020 ini terus melakukan pendampingan dan pelayanan kepada para pengusaha agar tumbuh berkembang dalam mengelola potensi sumber daya alam yang ada di Sultra.
Ketua Pengurus Besar HIPTI Rusmin Abdul Gani (RAG) mengungkapkan awal mula organisasi pengusaha ini muncul dari ide-ide kreatif bidang ekonomi Lembaga Adat Tolaki (LAT) yang melihat keresahan akan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam bagi masyarakat lokal dengan baik.
“HIPTI ini ide awalnya dari Lembaga Adat Tolaki berinisiatif untuk membentuk lembaga bagi para pengusaha-pengusaha lokal,” kata Rusmin dalam KI-sahan Podcast, Senin (27/3/2023).
Rusmin menuturkan HIPTI sendiri hadir sejak tahun 2020. Namun dengan usianya yang masih relatif belia ini, HIPTI sudah mengembangkan sayap dengan menggandeng perhimpunan pengusaha-pengusaha yang eksis di Sultra hingga luar daerah.
“Kita sudah bisa banyak melakukan kerja sama-kerja sama baik dengan komunitas dan lainnya. Kita ada kerja sama dengan perhimpunan masyarakat Sinjai, Minang bahkan di Baubau kami ada kerja sama untuk membangun teknologi pakan,” bebernya.
Ada berbagai sektor usaha yang diakomodir dalam perhimpunan ini mulai dari bisnis UMKM, properti, pertambangan, pertanian, transportasi, pengembangan pakan hingga bidang perangkat teknologi audio-visual. Hal itu guna memberikan peluang bagi seluruh elemen masyarakat untuk terlibat dalam mengembangkan usaha-usahanya. Terlebih di Sultra memiliki potensi sumber daya alam cukup besar.
Rusmin mengatakan dengan berbagai sektor yang dihadirkan, HIPTI enggan untuk berfokus pada satu sektor tertentu. Menurut dia, apapun nilai bisnisnya terpenting memiliki nilai tambah. Terlebih di dunia usaha, apapun peluang yang bisa menghasilkan maka akan dilakukan dengan baik.
“Kita ingin di HIPTI ini bisa menjadi sebagai wadah untuk mengakomodir potensi sumber daya alam khususnya yang ada di Sultra,” tambahnya.
Menurut Rusmin dengan sederet potensi sumber daya alam di Sultra, sektor kelautan juga memiliki peluang perkembangan yang cukup besar. Selama ini, masyarakat hanya melihat sektor kelautan di sisi penghasilan biota laut semata, namun HIPTI ternyata melihat potensi lain.
“Untuk Sultra semua potensi ada tapi yang paling besar sebenarnya potensi kelautan. Karena kita kan wilayah kepulauan dengan lautan yang kaya, selama ini kita hanya lihat laut isinya saja tapi kita tidak pernah melihat ada bisnis besar di atas laut,” ujarnya.
Potensi bisnis di atas laut yang dimaksud Rusmin yakni transportasi kapal laut. Saat ini, HIPTI tengah menggodok kerja sama dengan investor dari luar daerah untuk membangun industri kapal. Transportasi laut dinilai menjadi potensi besar yang harus dilirik oleh masyarakat luas.
Rusmin menuturkan dengan pemanfaatan yang baik sumber daya alam yang ada di Sultra dinilai mampu mengantisipasi isu krisis pangan dan energi. Bumi Sultra bisa menjadi bagian daripada penyumbang nikel sebagai bahan baku pembuatan baterai. Sultra juga memiliki potensi perkebunan dan pertanian besar yang dengan pengelolaan dan pemahaman lebih baik agar produktif.
“Potensi pertanian dan perkebunan di Sultra sangat luar biasa, tinggal bagaimana petaninya yang tadi konvensional kita beri pemahaman sedikit supaya bisa lebih produktif hasil pertaniannya dan memiliki daya tambah dan hasilnya mereka bisa lebih maksimal,” pungkasnya.