Impor Sultra Februari 2025 Naik 25 Persen, Neraca Perdagangan Surplus
Kendari – Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat kinerja impor pada Februari 2025 mengalami kenaikan 25 persen. Berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra, nilai impor mencapai US$109,91 juta. Namun, jika dibandingkan dengan Februari 2024, nilai itu justru turun cukup tajam yakni sebesar 51,15 persen.
Meski impor meningkat, neraca perdagangan Sultra pada Februari 2025 tetap menunjukkan kinerja positif, dengan surplus sebesar US$170,62 juta. Hal ini mencerminkan ekspor yang masih jauh melampaui nilai impor, sekaligus menandai kestabilan perdagangan luar negeri daerah di tengah dinamika ekonomi global.
Kenaikan juga terjadi dari sisi volume impor yang mencapai 276,77 ribu ton. Jumlah itu meningkat 9,45 persen dari Januari 2025 bulan. Meski begitu, lebih rendah 39,08 persen dibandingkan Februari 2024
Plt. Kepala BPS Sultra, Surianti Toar dalam keterangan resminya, Selasa (8/4/2025) menjelaskan, peningkatan impor terbesar berasal dari golongan bahan bakar mineral, dengan nilai naik US$13,93 juta atau setara 19,17 persen dibandingkan Januari 2025.
“Tiga negara utama pemasok barang impor Sultra sepanjang Februari 2025 adalah Singapura (US$54,17 juta), Tiongkok (US$35,70 juta), dan Malaysia (US$10,36 juta),” jelas Surianti.
Ketiga negara itu menjadi mitra dagang dominan untuk kategori bahan baku dan barang modal. Jika dilihat dari penggunaan barang, impor bahan baku melonjak sebesar US$17,59 juta atau 21,20 persen.
Barang modal bahkan mengalami lonjakan tajam sebesar 100,31 persen, setara dengan kenaikan senilai US$4,65 juta. Di sisi lain, barang konsumsi justru mengalami penurunan sebesar 29,40 persen atau turun US$0,03 juta.
