Kaya Akan Lokawisata, Berikut Daftar Film yang Syuting di Sultra
Sulawesi Tenggara – Tidak hanya di kota-kota besar, pembuatan film pun kini banyak dilakukan di daerah lainnya di Indonesia, salah satunya di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Provinsi yang mempunyai julukan Bumi Anoa ini telah banyak dijadikan lokasi bagi banyak sineas untuk menghasilkan karya, baik yang mengangkat perihal kisah di Sultra maupun tema lainnya.
Daerah dengan total 17 kabupaten/kota yang berada di daratan maupun kepulauan, menjadikan para pegiat dunia perfilman mempunyai banyak pilihan tempat.
Apalagi, banyak lokawisata yang bisa dikunjungi, tentunya menjadi salah satu alasan Sultra menjadi tempat untuk memainkan seni peran sembari berwisata.
Berikut Beberapa Daftar Film yang Syuting di Sultra:
- Mengejar Embun ke Eropa (2016)
Film biografi yang disutradarai oleh Haryo Sentanu Murti ini mengambil lokasi syuting di Kota Kendari dan Pulau Muna, film ini tayang perdana di bioskop tanah air pada tahun 2016.
Cerita dalam film ini mengangkat kisah perjuangan seorang tokoh pendidikan di wilayah Kendari, Sulawesi Tenggara. Tokoh tersebut bernama Prof. Dr. Ir. Puro, M.S yang berjuang meningkatkan performa Universitas Delapan Penjuru Angin (UDPA) Kendari.
2. Molulo (2017)
Menampilkan budaya tari Molulo yang menjadi trend modern masyarakat Kendari, film garapan sutradara asal Kota Kendari, Irham Aco Bahtiar ini tayang pada tahun 2017.
Proses syuting dilakukan di Kota Kendari dan Kota Makassar yang mengangkat kisah tentang perjodohan laki-laki dan perempuan yang dilakukan untuk memperbesar usaha keluarga mereka.
Sayangnya perjodohan tersebut tidak disetujui oleh sang lelaki yang diperankan oleh Andi Arsyil Rahman. Ia pun melarikan diri dari Kota Makassar sampai ke Kota Kendari.
3. Barakati (2016)
Diperankan oleh Dwi Sasono, Acha Septriasa, Fedi Nuril, dan pemain lainnya, film yang disutradarai oleh Monty Tiwa ini rilis pada tahun 2016.
Melansir liputan6.com film berdurasi 107 menit ini mengambil lokasi di Pulau Buton sebagai objek dalam pembuatannya, bercerita tentang arkeolog muda yang diperankan oleh Fedi Nuril, ia mendapatkan informasi soal lontar kuno berisi penggalan catatan patih Majapahit pada abad ke 14.
Isi lontar tersebut memberikan petunjuk soal hari-hari terakhir Gadjah Mada. Kunci untuk memecahkan artefak ini berada di Pulau Buton.
4. Laut Bercermin (2011)
Film yang diperankan oleh Gita Novalista, Reza Rahardian, dan Atiqah Hasiholan ini bahkan sampai menyabet beberapa penghargaan.
Menceritakan tentang seorang gadis yang menunggu ayahnya pergi melaut namun tak kunjung kembali, ternyata ayahnya tersebut telah meninggal.
Mengambil lokasi syuting di Kabupaten Wakatobi, film ini juga mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah setempat, digarap oleh SET film yang di sutradarai oleh Kamila Andini ini rilis pada tahun 2011.
5. Jembatan Pensil (2017)
Film besutan Hasto Broto ini mengambil lokasi syuting di Pulau Muna. Menceritakan tentang lima orang anak kecil yang terus berjuang untuk mendapatkan pendidikan di sebuah sekolah gratis meski harus melalui berbagai rintangan.
Untuk ke sekolah, mereka harus menempuh jarak yang jauh dengan melewati bukit dan sungai, bahkan tempat mereka menempuh pendidikan tersebut hanya beralaskan pasir pantai.
Film berdurasi 91 menit ini di rilis pada tahun 2017 yang diperankan oleh beberapa aktor ternama seperti Meriam Bellina, Kevin Julio, Alisia Rininta, Andi Bersama, Agung Saga, Deden Bagaskara.
6. Bekas Rumah Sakit (2020)
Film ini diangkat berdasarkan kisah nyata yang membuat gempar masyarakat di Sulawesi Tenggara pada 2013 silam. Menceritakan tentang seorang ibu membawa anaknya ke sebuah rumah sakit (RS) di Kota Kendari yang sudah lama tidak digunakan. Dalam penglihatannya, RS tersebut masih melayani pasien seperti biasanya.
Media-media di Kota Kendari kemudian menerbitkan berita atas kejadian tersebut, membuat seorang pemuda memanfaatkan momen dengan mencoba membuat Video Blogging (Vlog) di RS tersebut demi mendongkrak popularitasnya di media sosial.
Dengan durasi 80 menit, film yang disutradarai oleh Irham Aco Bahtiar yang dirilis pada tahun 2020 ini kabarnya digarap secara independen dengan kolaborasi antara beberapa dengan kru film nasional dan lokal.