Kisah Sopir Angkot di Kendari Bawa Balitanya Mengais Rezeki

Kendari – Beberapa waktu lalu warganet di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) sempat dibuat haru oleh unggahan video Nanda Clara Ramadhany di akun TikToknya @nndaclaraa, Jumat (29/1/2021).
Dalam video itu memperlihatkan seorang sopir angkot mencari penumpang sambil membawa anaknya yang masih balita.
Setelah mencari informasi mengenai unggahan tersebut, Jurnalis Kendariinfo berhasil menemui sang sopir pada Kamis (4/2/2021) yang diketahui bernama Andi Amir (45) dan anaknya Aqila yang baru berusia dua tahun dua bulan.
Dia tinggal bersama keluarganya di depan Kampus Universitas Halu Oleo (UHO) Jalan H.E.A Mokodompit, Kelurahan Lalolara, Kecamatan Kambu, Kota Kendari.
Ayah empat anak itu menjelaskan alasan mengapa dia membawa balitanya saat menarik penumpang. Andi menyebut jika Aqila ditinggal di rumah, tidak ada yang mengawasinya. Hal ini dilakukan karena istrinya juga ikut bekerja sebagai pedagang asongan di depan Kampus UHO.
“Kalau mau disimpan di rumah tidak ada yang jaga. Anak saya yang paling besar pergi kerja, anak nomor dua juga kerja, istri jualan asongan di depan kampus. Kalau ikut istri saya jualan takutnya dia lari ke sana kemari, karena sedang dalam usia aktif juga. Jadinya saya bawa saja ikut cari penumpang, lebih aman,” katanya.

“Mau titip ke tetangga juga tidak mungkin, karena anak-anak kos. Aqila juga lebih dekat dengan saya, jadi setiap kali ikut saya cari penumpang dia tidak rewel dan saya pun tidak kesusahan,” lanjutnya.
Andi mengatakan anak pertamanya kini duduk di bangku SMA dan bekerja di salah satu bengkel las. Sedangkan anak keduanya masih SMP yang juga bekerja di salah satu pencucian motor dan mobil. Sementara anak ketiga masih SD dan membantu ibunya berjualan.
Sudah lima tahun Andi menjadi sopir angkot, dan mulai membawa Aqila mencari penumpang sejak tujuh bulan terakhir. Dia menyebut kursi depan angkotnya sengaja ia kosongkan agar sang anak bisa bebas bermain.

“Dia tidak rewel, menangis kalau lapar saja. Kalau dia ikut kursi depan memang saya tidak kasih untuk penumpang. Tidak ada juga penumpang yang komplain,” ungkapnya.
Andi mengatakan bahwa pendapatannya sebagai sopir angkot tidak seberapa. Sebelum adanya wabah Covid-19, pendapatan bersih bisa didapatkan Rp150 ribu – Rp200 ribu per hari. Namun sejak adanya wabah, dia hanya bisa mendapatkan Rp70 ribu setiap harinya.
“Pendapatan untuk kehidupan sehari-hari alhamdulillah cukup, meskipun tidak banyak. Bisa beli beras dan untuk anak-anak sekolah itu sudah cukup,” terangnya.
Sebelum menjadi sopir angkot, dirinya juga pernah menjadi tukang ojek dan pedagang asongan bersama istrinya.
Laporan: Fito
Editor: Risman
