Kolaborasi BNPT dan FKPT Sultra Gandeng Organisasi Perempuan Cegah Paham Radikalisme dan Terosisme
Kendari – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berkolaborasi bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tenggara (Sultra) sebagai upaya melakukan pencegahan paham radikalisme dan terorisme. Upaya yang dilakukan dengan menggandeng organisasi perempuan melalui kegiatan Perempuan Teladan, Optimis, dan Produktif (TOP) Cerdas Digital.
Ketua FKPT Sultra, Andi Intang Dulung mengatakan perempuan merupakan salah satu pilar yang memiliki peranan penting dalam upaya pencegahan terorisme. Selain melalui media sosial, upaya itu juga mampu dilakukan dari lingkungan keluarga.
“Sehingga perempuan sangat berperan penting dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait radikalisme dan terorisme,” ungkap dia saat kegiatan TOP Cerdas Digital di Kantor BPMP Sultra, Selasa (26/9/2023).
Intang mengatakan setidaknya ada 20 organisasi yang diajak dalam kegiatan itu. Menurut dia, penting adanya ajakan para perempuan untuk melakukan upaya pencegahan. Intang menuturkan saat ini perempuan tidak hanya sebagai simpatisan, tapi sudah mengarah dalam melakukan aksi.
Ia menjelaskan awalnya perempuan hanya membantu suaminya untuk melakukan upaya-upaya radikalisme dan terorisme. Tapi, saat ini mereka juga sudah menjadi pelaku.
Namun Intang memastikan sampai saat ini khususnya di Sultra belum ada aksi dalam melakukan terorisme. Untuk mengantisipasi, BNPT melalui FKPT Sultra terus membentengi paham-paham tersebut tumbuh di Sultra.
“Untuk mencegahnya kami dari FKPT melakukan komunikasi seperti ini, kami mengundang untuk menjadi peserta, memberikan pemahaman seorang perempuan itu harus melakukan pencegahan. Karena selain perempuan bisa terlibat, dia juga bisa mencegah,” ungkapnya.
Sementara, Direktur Pencegahan BNPT RI, Prof Irfan Idris mengapresiasi langkah FKPT Sultra dalam melakukan upaya memberikan pemahaman pencegahan terhadap paham-paham tersebut. Ia menuturkan ada beberapa kelompok rentan saat ini yang mudah terdampak paham itu yakni perempuan, remaja, dan anak-anak.
“Kelompok-kelompok teroris sudah menjadikan sasaran empuk yakni kelompok perempuan, remaja dan anak anak,” ujar dia.
Ia menambahkan kehadiran terorisme dan radikalisme di Indonesia dapat memunculkan ketidaknyamanan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.
Irfan berharap kegiatan seperti ini bisa terus didukung dan direalisasikan dalam kurun waktu sebagai upaya pencegahan masyarakat sejak dini. Ia juga berharap agar kehadiran BNPT dan FKPT Sultra bisa menyuarakan bahwa paham radikalisme dan terorisme merupakan kejahatan luar biasa.