Made Lantro, Peternak Inovatif asal Konsel Ubah Kotoran Sapi Jadi Pupuk Organik Berkualitas

Konawe Selatan – Made Lantro, peternak asal Desa Lalosingi, Kecamatan Mowila, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, berhasil mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menjadi sumber pendapatan bagi dirinya dan warga sekitar. Usaha yang dimulainya sejak 2019 kini telah berkembang dengan melibatkan 16 anggota dalam Kelompok Tani Ternak Sari Mekar.
Keputusan Made Lantro untuk mengolah kotoran sapi menjadi pupuk didasari oleh ketersediaan bahan baku yang melimpah di desanya. Selain itu, banyak petani di wilayahnya yang kesulitan mendapatkan pupuk berkualitas. Dari situ, ia melihat peluang untuk menciptakan produk yang bermanfaat bagi pertanian sekaligus memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani yang dipimpinnya.
“Pupuk yang dihasilkan kelompok ini tidak berbau setelah melalui proses fermentasi dengan teknik khusus. Proses ini mengubah zat dalam kotoran sapi menjadi pupuk berkualitas yang baik untuk tanaman tanpa menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan,” kata Made kepada Kendariinfo, Senin (17/3/2025).

Dengan teknik yang digunakan, pupuk tersebut memiliki daya serap yang tinggi terhadap unsur hara dalam tanah. Hal ini membuatnya lebih efektif dalam menyuburkan tanaman dibandingkan pupuk kimia yang umumnya digunakan petani. Selain itu, penggunaannya dalam jangka panjang dapat meningkatkan kesuburan tanah secara alami.
Saat ini, produksi pupuk mereka mencapai 10 ton per bulan dengan harga jual Rp1.000 per kilogram. Produk ini dikemas dalam karung berukuran 40 kilogram per sak. Dengan kapasitas produksi yang besar, Made dan kelompoknya optimistis dapat memenuhi kebutuhan petani di daerahnya dan wilayah sekitarnya.
Sejauh ini, pupuk organik hasil produksi Made Lantro telah dipasarkan ke berbagai wilayah di Sulawesi Tenggara, seperti Kendari, Bombana, dan Kabaena. Namun, hingga kini pihaknya belum dapat mengirimkan produk ke luar daerah karena masih dalam proses pengurusan izin dari pihak berwenang.
Menurut Made, jika izin edar berhasil diperoleh, maka pupuk organik ini berpotensi menembus pasar nasional. Ia yakin bahwa permintaan pupuk ramah lingkungan akan terus meningkat seiring dengan kesadaran petani akan pentingnya pertanian berkelanjutan.
Keberhasilan usaha ini tidak lepas dari dukungan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI). Made Lantro mengaku bahwa program KUR sangat membantu dalam mengembangkan usahanya karena proses pinjamannya mudah dan tidak memerlukan jaminan.
Ia pertama kali meminjam dana sebesar Rp30 juta dan kini limit pinjamannya telah meningkat hingga Rp100 juta. Dengan tambahan modal tersebut, Made bisa memperluas kapasitas produksi dan meningkatkan kualitas pupuk yang dihasilkan.
Menurutnya, program KUR lebih menguntungkan dibandingkan pinjaman di luar karena memiliki angsuran yang lebih ringan dan proses pengajuannya lebih sederhana. Made juga menjadi pelopor pemanfaatan KUR di desanya, sehingga kini semakin banyak warga yang menggunakannya untuk mengembangkan usaha mereka.
Pimpinan Cabang BRI Kendari Samratulangi, Evand Erlangga, menjelaskan bahwa KUR BRI ditujukan bagi pelaku usaha yang sudah berjalan minimal enam bulan dan membutuhkan tambahan modal kerja atau investasi.
Sektor usaha yang bisa dibiayai melalui KUR meliputi pertanian, perikanan, industri pengolahan, konstruksi, pertambangan garam rakyat, pariwisata, jasa, dan perdagangan. Dengan cakupan yang luas, program ini dapat menjangkau lebih banyak pelaku usaha kecil di berbagai sektor.
Evand menambahkan bahwa BRI terus mendorong petani dan pelaku usaha kecil untuk memanfaatkan KUR sebagai sumber pendanaan yang mudah diakses. Program ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di daerah, terutama di sektor pertanian dan peternakan.
Dengan adanya dukungan finansial dari KUR BRI serta inovasi dalam produksi pupuk organik, usaha Made Lantro terus berkembang dan berpotensi menjadi salah satu sektor unggulan di Konawe Selatan.
Jika izin edar nasional berhasil diperoleh, bukan tidak mungkin produk pupuk organik ini akan merambah pasar yang lebih luas dan memberikan manfaat lebih besar bagi petani di berbagai daerah.