Mantan Kapolri Idham Azis Terima Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana dari Presiden RI

Nasional – Mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesai (Kapolri) Idham Azis menerima tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana dari Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo.
Idham Azis bersama dengan 63 tokoh lainnya menerima anugerah tanda kehormatan RI tersebut di Istana Negara, Jakarta, Rabu (14/8/2024).
Tidak hanya Bintang Mahaputera, Jokowi juga menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia Adipradana, Bintang Jasa, dan Bintang Budaya Parama Dharma ini didasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103, 104, 105 106, 107, dan 108/TK/Tahun 2024 yang ditetapkan di Jakarta.
“Menganugerahkan tanda jasa Medali Kepeloporan, Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia Utama, Bintang Mahaputera, Bintang Jasa, dan Bintang Budaya Parama Dharma kepada mereka yang nama, pangkat, jabatan dan profesinya tersebut dalam lampiran ini sebagai penghargaan atas jasa-jasanya,” bunyi kutipan keputusan presiden tersebut yang dibacakan oleh Sekretaris Militer presiden Mayjen TNI Rudy Saladin.
Penganugerahan tanda kehormatan Bintang Mahaputera kepada Idham Azis diwakilkan oleh Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo.
Bintang Mahaputera Adipradana adalah kelas kedua dari tanda kehormatan Bintang Mahaputera. Sebagai kelas dari Bintang Mahaputera, bintang ini diberikan kepada mereka yang secara luar biasa menjaga keutuhan, kelangsungan, dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Biografi Idham Azis
Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Idham Azis, M.Si. Lahir pada 30 Januari 1963. Dia adalah seorang purnawirawan Polri yang menjabat sebagai Kapolri sejak bulan November 2019 hingga Januari 2021. Ia menggantikan Tito Karnavian. Pada masa akhir jabatannya, Idham digantikan oleh Listyo Sigit Prabowo. Pada saat dilantik, ia adalah Kapolri tertua sepanjang sejarah.
Idham dilahirkan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara pada sebagai putra dari pasangan Abdul Azis Halik dan Tuti Pertiwi. Ia menempuh pendidikan dasar di SD Kampung Salo pada tahun 1976, lalu melanjutkan ke pendidikan menengah di SMP 2 Kendari pada tahun 1979, dan menyelesaikannya di SMA 1 Kendari pada tahun 1982.
Dia kemudian mencoba mengikuti tes masuk AKABRI Kepolisian (sekarang AKPOL), tetapi dirinya tidak lolos. Sembari menunggu tes yang akan digelar tahun berikutnya, Idham masuk ke Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Pada kesempatan berikutnya, dia kembali mencoba tetapi gagal lagi. Baru pada tahun 1988, Idham akhirnya diterima masuk dan menjadi bagian dari AKABRI Kepolisian A angkatan 1988.
Idham termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat cukup cepat saat tergabung dalam tim Bareskrim, dengan prestasi melumpuhkan teroris Dr. Azahari dan kelompoknya di Batu, Jawa Timur, pada 9 November 2005. Dia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto, bersama dengan para kompatriotnya, Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, Rycko Amelza Dahniel, dan kawan-kawan.


