Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Terkini

Mata Pencaharian Nelayan Mubar Terancam, Mengadu ke Pj. Bupati tapi Diabaikan

Mata Pencaharian Nelayan Mubar Terancam, Mengadu ke Pj. Bupati tapi Diabaikan
Nelayan Desa Katela, Kecamatan Tiworo Kepulauan dan Desa Tanjung Pinang, Kecamatan Kusambi berkumpul di depan Rujab Pj. Bupati Mubar. Foto: Istimewa. (21/1/2024).

Muna Barat – Sekelompok nelayan mendatangi Rumah Jabatan (Rujab) Pj. Bupati Muna Barat (Mubar), La Ode Butolo, untuk mengadukan nasib mata pencaharian mereka yang kian terancam, Minggu (21/1/2024). Bukannya ditemui, para nelayan justru diabaikan.

Para nelayan ini datang dari Desa Katela, Kecamatan Tiworo Kepulauan dan Desa Tanjung Pinang, Kecamatan Kusambi. Mereka ingin mengadukan kehadiran alat tangkap ikan modern yang menggunakan cahaya lampu dengan daya besar dan bertenaga mesin genset. Para nelayan menyebut alat tersebut dengan nama perre-perre.

Menurut para nelayan, kehadiran perre-perre membuat mata pencaharian mereka terancam. Namun puluhan yang hadir ke Rujab Pj. Bupati Mubar kecewa karena tak ditemui La Ode Butolo.

Salah satu nelayan, Mustamin, mengaku ia dan puluhan nelayan sangat kecewa dengan sikap La Ode Butolo. Padahal mereka sudah jauh-jauh datang dan menyeberang lautan, menumpangi truk, dan rela hujan-hujanan hanya untuk bertemu dengan La Ode Butolo.

“Kami ingin mengadu ke Pak Pj. terkait kondisi kami di sana, tapi tidak ditemui. Kami kecewa,” kesalnya.

Mereka justru dipertemukan dengan pihak Dinas Perikanan dan Kelautan Mubar, padahal mereka sudah pernah mengeluh ke sana sebelumnya. Hingga saat ini masalah itu belum juga diselesaikan Perikanan dan Kelautan Mubar.

Baca Juga:  Baling-Baling Kapal Pecah, 3 Nelayan Kendari Terombang-ambing di Laut Saponda

“Masalah ini sudah kami sampaikan kepada Dinas Perikanan dan Kelautan Mubar namun sampai saat ini belum ada solusi. Ternyata tiba di Rujab Pj. Bupati Mubar, kami kembali diarahkan kepada Dinas Perikanan dan Kelautan,” ujarnya.

Dalam pertemuan bersama Dinas Perikanan dan Kelautan Mubar, kata Mustamin, mereka dijanji akan dipertemukan dengan masyarakat lainnya dan instansi terkait untuk mencari solusi terkait mata pencaharian nelayan yang terancam karena hadirnya perre-perre.

Rusman Malik yang mengadvokasi para nelayan menegaskan bahwa kehadiran perre-perre oleh oknum tidak bertanggung jawab justru membuat mata pencaharian mereka terancam.

Sementara profesi masyarakat Desa Katela, Kecamatan Tiworo Kepulauan dan Desa Tanjung Pinang, Kecamatan Kusambi didominasi oleh nelayan yang berburu ikan dengan alat seadanya.

“Olehnya itu, kami berharap agar Pemkab Mubar bisa memberikan sanksi tegas dan larangan penangkapan ikan menggunakan alat modern itu,” pungkasnya.

Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten