Modal Rp2 Juta, Sutradara di Sultra Buat Film Oputa Yi Koo, Tayang di Bioskop
Sulawesi Tenggara – Sutradara asal Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) Alan ASJKG, berhasil membuat film pendek bergenre petualangan berjudul ‘Santiago : Oputa Yi Koo’, yang akan tayang di bioskop Hollywood Kendari, 8 – 9 Agustus 2022. Biaya syuting film selama 4 hari pun hanya menghabiskan dana Rp2 juta.
Film pendek berdurasi 25 menit tersebut menceritakan tentang seorang sejarawan bernama La Jon yang melakukan riset terhadap Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi, atau yang biasa disebut Oputa Yi Koo. Namun hal tersebut ditutupi oleh warga karena merupakan rahasia bagi orang Buton.
La Jon pun berusaha mendapatkan informasi tersebut dengan melalui berbagai rintangan yang mengantarkannya hingga ke dalam hutan Gunung Siontapina.
Saat dihubungi Kendariinfo, Alan mengungkapkan inspirasi pembuatan film adalah untuk menghargai perjuangan para sejarawan dulu yang menjadikan Oputa Yi koo menjadi pahlawan nasional. Cerita ini dibuat untuk diikutkan lomba pada kegiatan Tapak Tilas Oputa Yi Koo di HUT Sultra ke-58, dan berhasil meraih juara 1.
Proses syuting dilakukan pada bulan Mei dengan melibatkan tujuh orang pemeran dan puluhan figuran. Untuk biaya syuting selama 4 hari bahkan hanya menghabiskan biaya Rp2 juta dari dana produser film.
“Praproduksi kita sekitaran 2 Minggu untuk penulisan dan mapping setelah itu mencari talent yang pas dengan karakternya. Produksi kita hanya 4 hari dengan dana Rp2 juta,” katanya.
Meski mengunakan dana yang minim tersebut, pria kelahiran 27 Februari 1998 ini dan timnya mengaku ikhlas dalam berkarya di film tersebut.
Usai memenangkan lomba tersebut, timnya kembali melanjutkan pengubahan dalam bentuk film pendek, karena durasi yang ditetapkan saat lomba hanya 10 menit. Proses pengerjaan film tersebut menggunakan waktu selama sebulan sejak Juni hingga Juli 2022,
“Pas tapak tilas kemarin film ini diikutkan lomba, tapi saya sudah sengaja untuk banyak scene di film agar dibuat panjang,” ujarnya melalui WhatsApp, Sabtu (6/8/2022).
Selama pembuatan film tersebut, Ia dan tim juga sempat mengalami kejadian yang dianggap horor. Yaitu, pada hari keempat syuting, drone yang mereka gunakan kehilangan fungsinya ketika berada di ketinggian, dengan penyebab yang tidak diketahui.
“Sempat kaget, panik, cemas, dan takut, karena drone hilang terbang layarnya hitam, kayak dihalangi sinyal sosok yang tidak jelas dan menghilangkan Drone. waktu kejadian itu sudah jam 5 sore,” ujar Alan.
Alat yang hilang tersebut kemudian ditemukan pada hari kedua pencarian oleh seorang bapak pencari kayu bakar yang kebetulan melihat drone tersebut di kisaran 1 km dari lokasi syuting. Sebelum itu, ia dan juga salah satu pemeran bermimpi telah mendapatkan drone tersebut.
“Saya rasa mungkin ini kita dicoba dan diuji, sampai di mana titik menyerah kita. Tapi kami tetap masih lanjut dan tidak putus asa,” tuturnya.
Setelah tayang di bioskop Hollywood, film yang mengambil lokasi syuting di Wameo, Wonco, Unidayan, Benteng Keraton, dan Bukit Savana Palatiga ini juga akan tayang perdana di Skopmap dan Metro.