Nilai Ekspor Sultra Februari 2025 Merosot 9,23 Persen

Kendari – Kinerja ekspor Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami penurunan signifikan pada Februari 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra mencatat nilai ekspor bulan tersebut mencapai US$280,53 juta, atau melemah 9,23 persen dibandingkan Januari 2025 yang tercatat sebesar US$309,07 juta.

Penurunan nilai ekspor ini sejalan dengan merosotnya volume ekspor, dari 241,04 ribu ton pada Januari 2025 menjadi 205,44 ribu ton di Februari 2025, atau anjlok sebesar 14,77 persen.

Plt. Kepala BPS Sultra, Surianti Toar dalam keterangan resminya, Selasa (8/4/2025) menyebutkan, komoditas besi dan baja menjadi faktor utama penyumbang penurunan ekspor bulan tersebut.

“Nilai ekspor komoditas ini turun drastis sebesar US$47,85 juta, dari US$304,90 juta di Januari menjadi US$257,05 juta pada Februari. Persentase penurunan tercatat sebesar 15,69 persen,” katanya.

Dari sisi sektoral, ekspor Sultra masih didominasi oleh sektor industri pengolahan dengan nilai US$279,41 juta atau 99,60 persen dari total ekspor. Ini menunjukkan sektor industri pengolahan tetap menjadi tulang punggung perdagangan luar negeri Sultra meski di tengah tren penurunan.

Sementara itu, pasar utama ekspor Sultra tetap bertumpu pada Tiongkok dengan nilai mencapai US$242,20 juta. Diikuti oleh Korea Selatan US$21,65 juta, dan India US$11,24 juta.

Data di atas mencerminkan adanya tekanan pada komoditas unggulan ekspor Sultra yang berpotensi mempengaruhi kinerja perdagangan dalam beberapa bulan kedepan. Penurunan ini patut menjadi perhatian, terutama mengingat besarnya ketergantungan terhadap pasar tunggal dan satu jenis komoditas utama.