Pemkot Kendari Gandeng Kelompok Tani, Strategi Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Tekan Laju Inflasi

Kendari – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari terus berkomitmen mendorong pertumbuhan ekonomi dan menekan laju inflasi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Salah satu strategi untuk mewujudkan hal tersebut adalah bersinergi dan menggandeng sejumlah kelompok tani.
Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran mengatakan, Pemkot Kendari mendukung penuh kelompok tani dalam pemanfaatan lahan kosong untuk menanam jagung dan bibit perkebunan lainnya. Ia menegaskan, pemerintah kota siap memberikan bantuan.
“Kami pemerintah kota sangat berterima kasih kepada para petani karena sudah mau berkolaborasi dalam hal pertanian ini,” ucap Siska, usai melakukan panen komoditi jagung pakan di Kelurahan Lalodati, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Senin (24/3/2025).
Kata Siska, Pemkot Kendari akan menyediakan bibit pertanian, pupuk, dan kebutuhan lainnya agar para petani di Kota Kendari diberikan kemudahan dalam mengelola lahan pertanian yang digarap.
“Jadi, semua yang menjadi kebutuhan petani kita ini, akan menjadi tanggungjawab kami di pemerintah kota. Kalau pak kadis tidak mengindahkan, laporkan ke saya,” katanya.
Ia menegaskan, komitmen dalam mendukung aktivitas kelompok tani ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap para petani. Selain itu, program tersebut sejalan dengan Asta Cita Presiden RI, Prabowo Subianto, sekaligus menjadi salah satu cara untuk menekan laju inflasi dan mendukung perekonomian di Kota Lulo.
“Kita tunaikan Asta Cita Presiden RI dalam hal ketahanan pangan. Tentu, ini semua akan membantu pemerintah menekan inflasi dan mendorong perekonomian kita saat ini,” tegasnya.
Diketahui, Pemkot Kendari melakukan panen komoditi jagung untuk kebutuhan pakan bersama Kelompok Tani Mulamendre di Kelurahan Lalodati. Luas lahan di lokasi tersebut mencapai 8 hektare. Namun, jagung yang dipanen baru 2 hektare saja.
Menurut Penyuluh Pertanian Kelurahan Lalodati, Bahtiar, jagung yang dipanen bisa menghasilkan 7 – 8 ton setiap hektarenya. Jagung tersebut ditanam 3 bulan lalu dan masa panen dilakukan setelah 100 hari penanaman.
“Hasilnya dijual ke berbagai pihak dengan harga Rp5.000 – Rp5.500 setiap kilonya. Agar panen berhasil, kami rutin melakukan penyemprotan hama dan pemupukan sebanyak 2 sampai 3 kali. Alhamdulillah, hari in sudah membuahkan hasil,” pungkas Bahtiar.