Program Ferienjob 2023, UHO Dapat Kuota 250 Mahasiswa untuk Magang ke Jerman
Kendari – Pusat Kemitraan Global Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari melaksanakan sosialisasi program Ferienjob 2023 bekerja sama dengan agency dari Jerman untuk menjaring 250 mahasiswa UHO untuk magang di sana.
Sosialisasi tersebut dilaksanakan di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UHO Kendari, Kamis (5/5/2023). Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber asing yakni CEO of Sinar Harapan Bangsa Agency, Ron Waldkoning dan Director of Sinar Harapan Bangsa, Enik Waldkoning sebagai fasilitator agensi.
Enik Walkoning mengatakan bahwa para mahasiswa yang ingin melanjutkan pemagangan ke Jerman bisa langsung mengajukan pendaftaran dengan berhubungan langsung ke prodi atau jurusan masing-masing.
Setelah mahasiswa UHO melakukan pendaftaran dan memiliki sejumlah surat-surat resmi seperti visa dan lainnya, maka akan langsung diberangkatkan pada bulan Oktober 2023.
“Setelah mereka mendapatkan visa mereka bisa langsung terbang ke Jerman di bulan Oktober. Mereka mengikuti magang mulai Oktober, November sampai Desember. Setiap tahun selalu sama di bulan tersebut,” katanya.
Sasaran tempat magang yang ditawarkan yakni sejumlah perusahaan logistik yang bermitra dengan Sinar Harapan Bangsa di antaranya Amazon, DHL, pabrik tekstil, dan lainnya.
“Mereka membuat merchandise, membuat beberapa pernak-pernik untuk pemain sepak bola. Ada juga yang ditempatkan di pabrik buah yaitu kerjanya sortir-sortir buah saja, ada juga yang kita tempatkan di pabrik coklat,” tambahnya.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa pihaknya bukan hanya memfasilitasi mahasiswa magang dari UHO Kendari tetapi dari negara Asia lainnya seperti Filipina, Thailand, India, dan beberapa negara lainnya termasuk Turki.
Oleh karena itu, ia berharap ketika mahasiswa UHO magang di Jerman bisa membangun koneksi yang lebih luas dan menyesuaikan dengan budaya di negara tersebut.
“Budaya antara Indonesia dengan Eropa itu sangat-sangat bertolak belakang. Budaya perlu dipelajari di sana, ramah tamah kita jangan dilupakan selalu senyum, selalu sapa dan selalu mengikuti peraturan yang ada jangan dilanggar sekecil apapun. Negara Eropa mereka patuh dengan aturan,” jelasnya.
Ketua Pusat Kemitraan Global UHO Kendari, Sudarsono mengaku mendukung magang kerja hingga ke luar negeri yang merupakan hal wajib dilakukan karena bagian dari program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka sebagai kebijakan dari Pemerintah Pusat.
“Jadi kita punya kuota untuk UHO tahun ini 250 mahasiswa itu untuk semua fakultas yang mau mendaftar magang ke Jerman. Tadi kami mengundang semua program studi, silakan yang mau mendaftar, tidak ada batasan kuota setiap fakultas silakan mendaftar free,” katanya saat memberikan sambutan.
Sudarsono menerangkan proses magang akan dilakukan selama tiga bulan, dapat diikuti setiap mahasiswa UHO di semua fakultas. Pemagangan ini merupakan ajang belajar sekaligus mencari pengalaman apalagi di Jerman salah satu negara maju di bidang teknologi.
Harapannya dengan mengikuti magang di Jerman, mahasiswa mempunyai nuansa dan etos kerja baru karena mereka akan bekerja bersama dengan masyarakat internasional yang ada di Jerman dari berbagai negara. Selain itu, bisa memiliki jejaring yang lebih luas.
“Sekaligus kita memantaskan diri bahwa mahasiswa UHO mampu berkolaborasi, berkompetisi bekerja di perusahaan-perusahaan luar negeri. Ini sebagai pembuktian bahwa saatnya kita menunjukkan kita mampu,” lanjutnya.
Sementara itu, Dekan FISIP UHO, La Tarifu mengapresiasi Koordinator Program Studi Jurnalistik, Marsia Sumule G. yang telah membuka jalan sehingga adanya kesempatan bagi mahasiswa di UHO untuk melakukan magang di Jerman.
“Ini merupakan suatu keuntungan yang besar terkait dengan jejaring salah satu dosen kita bernama Ibu Marsia Sumule membawa informasi itu ke Badan Kerja Sama Global. Sejak kebijakan Kampus Merdeka, Merdeka Belajar kita sempat kewalahan mencari jaringan luar negeri untuk proses pemagangan,” ujarnya
La Tarifu berharap mahasiswa yang tersebar di sembilan program studi di FISIP UHO, berminat dan mau memanfaatkan peluang melakukan pemagangan di Jerman. Apalagi, ketika melakukan magang selama tiga bulan, mahasiswa bisa mendapat 20 SKS.
“Magang itu kan disetarakan dengan 20 SKS. Setelah magang tiga bulan itu pulang-pulangnya mereka itu tinggal dilihat apa saja yang dilakukan di sana lalu kemudian dikonversi menjadi mata kuliah yang relevan,” tutupnya.