Saat Pelajar Berkebutuhan Khusus Tak Bisa Belajar Daring di Kendari
Kendari – Di tengah tuntutan proses belajar mengajar secara daring akibat pandemi Covid-19, sebanyak 32 (tiga dua) siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Kusuma Bangsa Kendari, di Kelurahan Anggoeya, Kecamatan Poasia, Kota Kendari, tidak mampu melakukannya, selama hampir setahun terakhir, sejak bulan April 2020 lalu.
Saat awal pandemi melanda, pihak sekolah sudah mencoba berupaya melakukan proses belajar secara online namun akibat keterbatasan yang dimiliki para siswa, dan tingkat efektivitasnya yang sangat rendah, pihak sekolah akhirnya menghentikan proses belajar daring tersebut.
Sebagai gantinya, para guru berinisiatif untuk tetap melakukan proses belajar mengajar tatap muka dengan cara mendatangi satu persatu rumah peserta didiknya, dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) tentunya.
“Ada juga materi kemandirian diri yang mestinya materi pembelajaran tersebut disampaikan dengan tatap muka untuk menguatkan artikulasi anak didik,” ujar salah satu guru di SLB, Yanggi Yaddi pada Selasa (23/2/2021).
Dilanjutkan Yanggi, kendala lain adalah peserta didik juga minim sarana komunikasi gadget, yang dibutuhkan dalam proses belajar daring.
“Meski begitu, kami berusaha agar siswa berkebutuhan khusus tetap harus mendapatkan porsi belajar meski tidak maksimal,” katanya.
Dijadwalkan sebanyak tiga kali dalam seminggu, untuk ia dan para guru lainnya melakukan proses belajar mengajar tersebut.
Sekolah yang berdiri sejak tahun 2014 atau 7 tahun lalu itu, telah mendidik puluhan anak berkebutuhan khusus setiap tahunnya.
Pihak sekolah berharap, banyak pihak yang dapat membantu mencari solusi terbaik untuk tetap memberikan pendidikan yang layak bagi anak berkebutuhan khusus.
Laporan: Anca