Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Terkini

Sepanjang 2023 Dinkes Catat 283 Kasus HIV AIDS di Kendari

Sepanjang 2023 Dinkes Catat 283 Kasus HIV AIDS di Kendari
Dinkes Kota Kendari. Foto: Hasmin Ladiga/Kendariinfo. (24/10/2023).

Kendari – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari mencatat kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Kota Kendari sepanjang tahun 2023 pada periode Januari – September 2023 terdapat sebanyak 283 kasus.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Kendari, Ellfi mengatakan, kasus temuan ini disumbang oleh sejumlah populasi kunci yang dikenal sangat berisiko tertular HIV AIDS.

“Populasi kunci ini di antaranya ibu hamil, pengguna narkoba, wanita tuna susila, transgender, lelaki seks lelaki, hingga warga binaan lembaga pemasyarakatan,” katanya saat ditemui Kendariinfo di ruang kerjanya, Selasa (24/10/2023).

Kabid P2P, Dinkes Kota Kendari, Ellfi saat diwawancarai di ruang kerjanya.
Kabid P2P, Dinkes Kota Kendari, Ellfi saat diwawancarai di ruang kerjanya. Foto: Hasmin Ladiga/Kendariinfo. (24/10/2023).

Ellfi menjelaskan, rentang usia yang menjadi penyumbang kasus terbanyak adalah rentang usia produktif. Menurutnya, hal ini dipengaruhi oleh tingkat produktivitas yang tinggi tidak hanya dari segi ekonomi melainkan dari segi yang lain pula.

“Sementara itu, dari segi gender, dari 283 kasus yang ditemukan, kasus HIV AIDS didominasi oleh kaum lelaki. Hampir seluruh kasus temuan ini berasal dari hubungan seks yang berisiko,” bebernya.

Temuan kasus ini melalui metode konseling dan tes sukarela oleh masyarakat yang merasa dirinya memiliki gejala maupun orang-orang yang rutin melakukan medical check up.

Baca Juga:  Pemkot Baubau Target 16 Orang Ribu Anak untuk Divaksin

“Secara pengetahuan orang-orang yang ada di lingkaran risiko ini sudah mulai teredukasi sehingga mereka sudah mau dan sadar untuk melakukan pengecekan kesehatan ke kami,” tambahnya.

Ada pula tes yang diinisiasi oleh Dinkes Kendari bekerja sama dengan pihak terkait yang dilakukan secara mobile atau jemput bola kepada orang-orang yang ada di lingkaran risiko tersebut.

“Di Kendari ini tidak hanya pemerintah saja yang proaktif terhadap penangan HIV AIDS ini tetapi kita juga terbantu dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang hadir di tengah-tengah masyarakat,” jelasnya.

Sebagai bentuk pencegahan, Ellfi menjelaskan ada metode triple eliminasi yakni mencegah penyebaran dari hulunya. Artinya pihak terkait akan melakukan pencarian terhadap kelompok yang dianggap berisiko.

“Nah, kelompok-kelompok inilah yang akan kita sasar. Kami juga sudah memetakan sehingga mempermudah kami dalam melakukan pencegahan serta tindak lanjut lainnya,” pungkasnya.

Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten