Teluk Moramo, Konsel Terpilih Jadi Kawasan Strategis Ekonomi Biru di Sultra
Kendari – Teluk Moramo di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), terpilih menjadi satu dari 11 lokasi implementasi mendukung pengembangan ekonomi biru dalam program Ocean for Prosperity (Lautra) yang diselenggarakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Program Lautra yang didanai pendanaan hibah dan pinjaman luar negeri (PHLN) itu bertujuan memperkuat pengelolaan kawasan konservasi melalui pelatihan, patroli, dan monitoring ekosistem, sekaligus mendukung keberlanjutan ekosistem laut di Teluk Moramo dan wilayah lainnya.
Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sultra, Yenni Buraera, menjelaskan program Lautra merupakan inisiatif nasional untuk mencapai kesejahteraan melalui pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan. Program yang didanai PHLN itu dijadwalkan berlangsung selama lima tahun, dari 2023 hingga 2028.
“Teluk Moramo terpilih sebagai salah satu dari 11 lokasi pelaksanaan program ini, berkat statusnya sebagai kawasan konservasi yang telah diresmikan sejak 2021,” katanya, Kamis (19/12/2024).
Yenni menjelaskan program Lautra mencakup berbagai kegiatan, seperti pelatihan selam, pemantauan ekosistem pesisir, serta patroli gabungan. Semua kegiatan tersebut untuk menjaga keberlanjutan ekosistem pesisir di Teluk Moramo.
Sejak dimulai pada pertengahan 2023, program Lautra telah menunjukkan perkembangan signifikan, termasuk pelatihan teknis untuk pengelola kawasan konservasi, pengumpulan data terkait ekologi, sosial, dan ekonomi, serta patroli untuk mencegah aktivitas merusak, seperti penggunaan bom ikan. Namun, tantangan seperti sedimentasi dan eksploitasi ilegal tetap menjadi fokus perhatian.
“Kami bekerja sama dengan masyarakat setempat dan berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi,” ujar Yenni.
Program itu juga diharapkan dapat menghasilkan data yang komprehensif untuk mengevaluasi kebijakan pengelolaan di masa depan. Baik pemerintah pusat maupun daerah berharap agar program Lautra dapat diteruskan di masa mendatang.
“Kami sangat menghargai keputusan KKP yang memilih Teluk Moramo sebagai lokasi program Lautra. Ini merupakan kesempatan besar untuk memperbaiki pengelolaan kawasan konservasi secara berkelanjutan,” ungkapnya.
Program itu juga dijadikan momentum untuk memperkuat sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menjaga sumber daya laut untuk generasi yang akan datang.
“Mari kita manfaatkan program ini dengan sebaik-baiknya dan terus tingkatkan peran serta semua pihak untuk mewujudkan keberlanjutan lingkungan dan mendukung ketahanan pangan nasional,” tutup Yenni.