Terpikat dengan Pesona Air Terjun Lamesou Konawe Utara, Punya Tracking yang Uji Adrenalin
Konawe Utara – Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) seakan tak ada habisnya. Daerah yang memiliki luas 5.003,39 km2 ini ternyata menyimpan banyak pesona wisata alam yang cukup beragam.
Sebut saja yang baru-baru ini seperti Rawa Molara, Telaga Biru Oheo hingga Pulau Labengki. Destinasi wisata di Konut ini kian hari terus bermunculan dan terekspos ke dunia maya dengan segudang keindahan dan pesonanya yang membuat orang-orang terpikat untuk mengunjunginya.
Objek wisata alam kali ini memang terbilang baru tereksplorasi dengan baik oleh wisatawan, mungkin karena berbagai faktor yang membuatnya tersembunyi dan tak terekspos dengan baik. Pastinya, wisata alam ini sudah ada sejak lama. Yaps, apalagi kalau bukan Air Terjun Lamesou. Wisata alam ini terletak di Desa Lametono, Kecamatan Lasolo, Konut.
Lamesou dapat diartikan sebagai orang yang sedang mengangkat barang di atas kepalanya, sedangkan nama desa Lametono diambil dari nama percabangan pertama dari Sungai Andomowu.
Wisata alam yang menyegarkan hati dan perasaan pengunjung ini memiliki ketinggian kurang lebih 60 meter dengan diameter pancuran yang cukup besar. Membuat air yang jatuh dari atas memiliki volume yang sangat besar. Dari sekian air terjun yang ada di Konut, mungkin bisa dipastikan terbesar dari air terjun lainnya yang ada di daerah yang memiliki kawasan pertambangan cukup luas.
Karena memiliki debit air yang cukup besar membuat wisata alam ini memiliki volume kolam tempat jatuhnya air dengan diameter 133 meter. Terlebih di musim penghujan yang bisa mengeluarkan air yang sangat deras. Airnya jernih dan segar, di setiap sisi penahan air bebatuan alam yang sangat besar menghiasi kawasan ini. Bahkan dari ketinggian, tampak hijau pekat dengan kedalaman yang cukup.
Air terjun ini merupakan anakan sungai dari Sungai Andomowu. Suasana di tempat ini sangat asri dan sejuk karena tepat berada di tengah-tengah hutan belantara Konut. Pepohonan rindang nan hijau menghiasi objek wisata yang menjadi hidden gem Konut. Pohon-pohon yang ada di tempat ini memiliki umur cukup tua yang terlihat dari batang-batang yang kokoh. Untungnya perambahan hutan tak tersentuh di kawasan ini.
Jika mengambil gambar dari ketinggian, maka akan terlihat kontras air terjun berada di tengah-tengah hutan belantara. Terlihat jelas air berwarna hijau dan buih putih yang jatuh ke permukaan kolam. Terkadang, pelangi akan menghiasi kawasan ini. Secara umum, air terjun ini sangat besar dan perkasa.
Saat berada di kawasan wisata alam tersebut, ada beberapa aktivitas yang bisa dilakukan seperti berenang ke dalam kolam air terjun dengan menikmati kesegarannya hingga berswafoto bersama rekan-rekan kesayangan. Anda juga bisa bersantai dengan bergelantungan di hammock yang dibawa dari awal.
Namun dari pesona dan kemolekan tempat tersebut, ada usaha yang kuat untuk menjangkaunya. Jika beberapa objek wisata alam yang ada di Sultra ditempuh dengan mudah dan tantangan yang ringan, mungkin tidak dengan tempat ini. Anda akan diuji kesabaran yang ekstra untuk mencapainya.
Tracking untuk menikmati keindahan wisata alam ini cukup menguji adrenalin Anda. Kendaraan hanya bisa diparkirkan hingga ke bibir sungai. Wisatawan harus berjalan kaki menuju air terjun ini dengan jarak sekitar 3 kilometer. Anda akan melalui setidaknya 12 kali penyeberang dan dua percabangan sungai. Melewati sungai yang cukup besar perlu ekstra hati-hati. Selain memiliki kedalaman yang cukup, kondisi alam tidak bisa ditebak.
Wisatawan harus menyusuri sungai dengan kontur pasir dan bebatuan. Saat mendekati kawasan ini, bebatuan alam yang sangat besar akan Anda hadapi. Perlu kehati-hatian yang ekstra karena batu-batu sungai cukup licin. Disarankan agar menggunakan alas kaki yang diperuntukkan tracking di jalan berlicin.
Dengan kondisi seperti ini, objek wisata alam tersebut masuk kategori wisata minat khusus. Ada baiknya perlu kesiapan yang matang dalam mengakses titik ini dengan mempersiapkan peralatan khusus seperti tali pengaman dalam melintasi jalur ekstrem. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, saat mengunjungi tempat ini sebaiknya menggunakan jasa pemandu warga setempat agar tidak tersesat di perjalanan dan perjalananmu akan lebih aman.
Anda akan menikmati keindahan itu berpadu menjadi satu. Pemandangan air terjun yang luar biasa, suara deburan air terjun, pepohonan rindang, udara yang sejuk, ditambah suara burung bersiul saling bersautan semakin menenangkan hati.
“Dulu itu orang masuk ke air terjun sekitar 2 jam dengan berjalan kaki. Tapi sekarang sudah ada jalan baru bisa kendaraan masuk sampai ke pinggir sungai. Dari pinggir sungai kita jalan kaki lago sekitar 1 jam,” kata seorang pejalan asal Kendari Ikbal Hutamah kepada Kendariinfo, Rabu (22/3/2023).
Wisatawan yang hendak ke tempat ini diwajibkan melapor ke pemerintah desa setempat. Hal tersebut guna pendataan dari pihak pemerintah wisatawan yang masuk ke objek wisata Air Terjun Lamesou.
“Pesan dari kami siapapun yang mau datang ke tempat ini wajib untuk melaporkan ke pemerintah desa. Kami akan melakukan pendataan siapa-siapa saja yang datang menikmati keindahan tempat ini,” kata Sekretaris Desa Lametono, Herdin.
Herdin memiliki harapan besar agar air terjun yang selama ini kurang terekspos bisa dikenal luas oleh masyarakat. Sehingga dampaknya akan mendatangkan jumlah wisatawan yang besar ke desa setempat. Imbasnya bisa meningkatkan nilai ekonomis dan berdampak bagi masyarakat sekitar.
“Ya harapan kami agar objek wisata alam ini bisa dikenal luas oleh masyarakat,” ungkapnya.
Akses menuju tempat ini dengan mengambil titik dari Kota Kendari bisa ditempuh sejauh 88 kilometer melalui jalan poros Kendari-Bungku. Jalur lain yang bisa ditempuh yakni melalui Kendari menggunakan akses pincara Batu Gong sejauh 23 kilometer dilanjutkan menuju ke pincara ke dua dengan jarak 8 kilometer. Dari pincara ini Anda melanjutkan perjalanan sejauh 46 kilometer ke Dessa Lametono.
Oh ya, fasilitas pendukung pariwisata belum ada di tempat ini. Sehingga perlunya kesadaran wisatawan untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan tempat. Karena akses yang cukup jauh, maka perbekalan yang cukup perlu disiapkan dan dibawa sendiri ketika berkunjung ke tempat ini.
Nah sekarang Makin Tahu Indonesia kan!!