Tim Sepak Bola Sultra Gagal Ikut Pra-PON Lantaran Keterbatasan Dana
Sulawesi Tenggara – Tim sepak bola Sulawesi Tenggara (Sultra) gagal mengikuti turnamen pra-Pekan Olahraga Nasional (PON) di Gorontalo lantaran keterbatasan anggaran.
Seharusnya tim sepak bola Sultra dijadwalkan bertanding pada Selasa, (17/10/2023) sore di Provinsi Gorontalo dan akan menghadapi Sulawesi Tengah di laga perdana.
Salah satu pemain yang dihubungi Kendariinfo, Irsan mengaku sangat kecewa karena tim sudah melakukan persiapan latihan selama 1 bulan terakhir. Apalagi ada sejumlah atlet yang rela meninggalkan sekolah untuk membela daerah.
“Sangat kecewa, apalagi ada teman-teman dari Buton rela tinggalkan sekolah dan orang tua biar bisa ikut ajang ini,” katanya, Kamis (19/10).
Pemain lain, Syawaluddin menjelaskan, tim ini sudah melewati seleksi yang di bagi 2 zona yakni zona daratan dan zona kepulauan. Seleksi zona daratan dilaksanakan di Lapangan Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari dan zona kepulauan dilaksanakan di Lapangan Lembah Hijau Kota Baubau.
“Hampir semua atlet dari berbagai kabupaten masing-masing yang ikut serta dalam seleksi tersebut. Untuk zona daratan itu kebanyakan yang lolos seleksi itu yang sudah aktif kuliah di UHO Kendari, lalu yang dari kepulauan itu hanya 9 orang yang lolos dan disatukan kembali mengikuti training center (TC) di Kendari guna membentuk satu tim,” jelasnya.
Dengan persiapan yang sudah cukup matang ini, Syawaluddin mewakili tim cukup kecewa karena tidak bisa melanjutkan misi menuju pra-PON.
Sementara itu, Ketua Asprov PSSI Sultra, Muhammad Zamrun Firihu mengatakan batalnya keberangkatan tim sepak bola Sultra untuk ikut di ajang tersebut dikarenakan adanya keterbatasan anggaran dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sultra.
“Persiapan kita tuntas tim kita sudah bentuk, kemudian TC sudah selesai, mungkin karena di KONI kekurangan dana sehingga kami tidak bisa berangkatkan,” katanya, Rabu (18/10).
Zamrun menyebut pihaknya saat itu sudah melakukan seleksi, mulai dari daratan hingga kepulauan dengan menghasilkan 30 pemain dari berbagai daerah.
Ia melanjutkan dari 30 pemain tersebut, pihaknya kembali melakukan seleksi di Kota Kendari dengan menghasilkan 23 pemain.
“Jadi pada intinya kita di Asprov PSSI Sultra sudah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya kami. Timnya sudah terbentuk mulai dari tim pemain hingga tim pelatih kita tinggal berangkat saja,” lanjutnya.
Rektor UHO itu mengungkapkan sebelumnya pihaknya sudah memasukkan proposal di KONI Sultra. Akan tetapi, lanjut Zamrun, pihak KONI memberikan jawaban tidak sesuai keinginan Asprov PSSI Sultra.
Sehingga dengan hal tersebut membatalkan tim sepak bola Sultra untuk mengikuti kualifikasi PON tersebut. Selain itu juga, Zamrun menerangkan dari kegiatan selesai hingga TC dianggarkan oleh Asprov PSSI Sultra.
Di tempat yang berbeda, Sekretaris PSSI Sultra, Jasman Harun mengatakan, kepastian batalnya tim Sultra ikut serta pada ajang itu karena keterbatasan anggaran yang berikan oleh KONI Sultra hanya senilai Rp25 juta.
“Anggaran yang diberikan oleh hanya Rp25 juta, dan kami anggap ini penghinaan bagi PSSI, karena ini sudah tidak masuk akal,” katanya.
PSSI Sultra juga telah berkoordinasi dengan PSSI Pusat untuk menghindari sanksi karena tidak ikut serta dalam ajang Kualifikasi pra-PON di Gorontalo.
“PSSI Pusat minta untuk menghindari sanksi kami harus memberikan alasan bukan keinginan asprov tapi karena alasan keterbatasan anggaran dari KONI Sultra,” pungkasnya.