Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Terkini

Cerita Pilot F-16 asal Muna: Kesuksesan Ada Bila Kesempatan Bertemu Kesiapan

Cerita Pilot F-16 asal Muna: Kesuksesan Ada Bila Kesempatan Bertemu Kesiapan
Tentara Nasional Indonesia (TNI) asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), Muhammad Fachry Nosar, di kokpit pesawat tempur F-16. Foto: Istimewa.

Sulawesi Tenggara – Tentara Nasional Indonesia (TNI) asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), Muhammad Fachry Nosar, menceritakan kisah perjalanan sehingga bisa terlatih sebagai seorang pilot pesawat tempur F-16 Fighting Falcon.

“Siapkan diri, siapkan diri, siapkan diri! Saya selalu tanamkan dalam diri, bahwa kesuksesan ada apabila kesempatan bertemu dengan kesiapan,” ujarnya kepada Kendariinfo, Kamis (10/10/2024).

Fachry sendiri memulai karier militernya dari SMA Taruna Nusantara Magelang, Jawa Tengah (Jateng). Lulus SMA Taruna Nusantara, dirinya mendaftarkan diri pada tahun 2011 dan lulus Akademi Angkatan Udara pada tahun 2015.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), Muhammad Fachry Nosar, dilantik sebagai penerbang pesawat tempur F-16.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), Muhammad Fachry Nosar, dilantik sebagai penerbang pesawat tempur F-16. Foto: Istimewa.

“Setelah saya lulus dari SMA Taruna Nusantara, saya ingin jadi TNI dan hati saya memilih Akademi Angkatan Udara (AAU). Saya mengikuti tes khusus dari SMA Taruna Nusantara. Seleksi pertama langsung lolos, alhamdulillah,” katanya.

Saat seleksi pusat di Yogyakarta dan Solo, dia bertemu rekan-rekannya yang juga mendaftar mewakili daerah Sultra dan Sulawesi Selatan (Sulsel). Tidak disangka, Fachry menjadi satu-satunya yang lolos seleksi AAU mewakili daerah tersebut.

“Alhamdulillah, karena Allah semua bisa dihadapi. Semua seleksi bisa dilakukan dengan baik,” lanjutnya.

Sebelumnya, pria yang berasal dari Raha itu mengaku mulai mempersiapkan dirinya sejak duduk dibangku kelas 3 SMA. Dirinya memulai dengan mencari tahu kriteria dan persyaratan seleksi AAU. Ia kemudian mulai intens membina diri, dari akademik, mental, fisik, dan psikologi.

Baca Juga:  Dandrem 143/HO Berikan Penghargaan Para TNI yang Gagalkan Peredaran Narkoba di Kendari

Setelah lulus dari AAU sebagai perwira TNI berpangkat letnan dua, dia melakukan seleksi kembali untuk penetapan korps penerbang. Setelah lulus dari seleksi korps penerbang, Fachry mengikut sekolah penerbangan TNI AU (Sekbang AU) selama kurang lebih 2 tahun di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta.

Selama mengenyam pendidikan di sekbang, dia dibekali banyak sekali teori, latihan survival, pendidikan terbang dasar hingga lanjut, pelatihan untuk mendapatkan pilot license, pelatihan communication skill, dan kepribadian.

Seluruh penilaian penerbangan, samapta, akademik, kepribadian, kesehatan, serta minat, menjadi tolak ukur untuk menentukan kategori pesawat apa yang akan calon penerbang awaki serta penempatan satuan.

“Alhamdulillah saya diberi amanah untuk mengawaki pesawat tempur F-16 TNI AU dan berdinas di Skadron Udara 3, Lanud Iswahjudi, Jawa Timur,” tambahnya.

Fachry bercerita momen paling berkesan selama berdinas adalah bisa mengikuti latihan multinasional. Belum lama ini, Fachry mengikuti latihan bersama Pitch Black 2024 di Darwin, Australia, di mana latihan itu diikuti ratusan pesawat tempur dari seluruh negara untuk latihan bersama.

Untuk bisa berada di posisi tersebut, Fachry merasa dukungan doa dari keluarga sangatlah penting. Ditambah juga dengan konsistensi dan kesiapan.

Tentara asal Muna Jadi Penerbang F-16 saat HUT ke-79 TNI di Jakarta

Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten