Kasus DBD di Kendari Meningkat, hingga Maret 2024 10 Meninggal

Kendari – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari melaporkan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), mengalami peningkatan. Sejak awal Januari hingga Maret 2024, mereka mencatat sudah ada 10 pasien meninggal dunia.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, drg. Fauziah, mengatakan pihaknya mencatat sudah ada 1.500-an kasus terkonfirmasi DBD sejak awal tahun ini.
Meskipun begitu, Fauziah menyampaikan angka kesembuhan juga cukup tinggi yakni di angka 1.400-an artinya masih dalam tahapan bisa dikendalikan.
“Ya, sepanjang tahun ini hingga Maret ada 10 kasus meninggal dunia,” katanya kepada awak media, Rabu (27/3/2024).
10 korban meninggal tersebut tersebar di sejumlah rumah sakit, yakni di RSUD Kota Kendari sebanyak 2 pasien, RSUD Bahteramas 7 pasien, dan RSU Hermina 1 pasien.
“Kita termasuk kota di Indonesia yang jumlah penderitanya banyak. Tapi kalau kita lihat penderitanya banyak ini diimbangi dengan angka kesembuhan yang banyak juga,” imbuhnya.
Sementara untuk pasien yang kini sedang mengalami perawatan, drg. Fauziah menyebut bahwa trennya sudah menurun. Di mana pada beberapa bulan lalu RSUD Kota Kendari merawat ratusan pasien kini menyisakan puluhan pasien saja.
“Sejauh ini masih tertangani, walaupun memang saat ini rumah sakit kita itu penuh jadi ada pasien yang harus kita rawat di IGD dan sejauh ini belum ada yang keberatan,” jelasnya.
Sebagai langkah pencegahan, Dinkes Kendari sudah rutin melakukan fogging di kawasan-kawasan yang memiliki tingkat kerawanan DBD. Selain fogging, Dinkes Kota Kendari juga memberikan edukasi perilaku 3M plus kepada masyarakat serta memberikan bubuk abate (pembasmi jentik nyamuk).



