Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Bisnis

Kisah Muliani, Wanita asal Konawe yang Sukses Bangun Bisnis Fesyen di Kalsel

Kisah Muliani, Wanita asal Konawe yang Sukses Bangun Bisnis Fesyen di Kalsel
Muliani Alif Lokoreasa, pebisnis sukses di Kalimantan Selatan asal Kabupaten Konawe. Foto: Yusrin Ramadhan/Kendariinfo. (24/2022).

Kendari – Muliani Alif Lokoreasa, wanita asal Kabupaten Konawe yang lahir di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) 11 November 39 tahun yang lalu ini sukses mengembangkan bisnis fesyen di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Ada Empat jenis bisnis yang dijajal oleh Muliani dalam kariernya, yakni Donna Prive yang memproduksi baju, Mikaku memproduksi sandal dan sepatu, Donna Scarves memproduksi jilbab, dan Dona Turu yakni produksi baju tidur.

Keempat produknya itu telah sampai ke pasar Aceh, bahkan hingga ke luar negeri yakni Sidney, Australia, dengan menyasar kalangan midle up (menengah ke atas).

Muliani Alif Lokoreasa, pebisnis sukses di Kalimantan Selatan asal Kabupaten Konawe.
Muliani Alif Lokoreasa, pebisnis sukses di Kalimantan Selatan asal Kabupaten Konawe. Foto: Yusrin Ramadhan/Kendariinfo. (24/2022).

Wanita yang pernah bersekolah di SMKN 1 Unaaha ini memulai bisnis sejak tahun 2018 hingga sekarang. Proses jatuh bangun pun telah dilewati oleh Muliani dalam mengembangkan empat bisnisnya, bahkan ia pernah ditipu oleh vendor kain hingga mengalami kerugian.

“Saya kan gampang percaya orang, saya ditawarkan kain ini katanya cocok untuk barang produksi saya, tapi ternyata begitu diproduksi mau disetrika tidak bisa, kerugian yang dirasakan mencapai puluhan juta,” katanya, Minggu (24/4/2022).

Sejak tahun 2018, wanita yang akrab di sapa Donna ini memulai bisnis scarves atau jilbab, setelah itu merambah ke bisnis lain, yakni baju, baju tidur hingga sandal dan sepatu. Uniknya, produk sandal sepatunya diberi nama Mikaku, yang terinspirasi dari nama anak pertamanya.

Baca Juga:  Pemkot Kendari Berencana Bangun Waduk Pengendali Banjir di Atas Lahan Seluas 52 Hektare

Donna menceritakan, ia memulai bisnisnya setelah menikah dengan seorang dokter gigi asal Banjarmasin, Kalsel. Donna mengerjakan bisnis sembari menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri.

“Awalnya saya memikirkan bisnis apa yang tepat buat saya yang tidak mengganggu aktivitas saya sebagai ibu rumah tangga. Terus mulai produksi jilbab, berlanjut ke baju tidur, ke baju, produk sepatu. Produk sandal saya itu saya beri nama Mikaku karena saya nama anak pertama saya Mikaku,” jelasnya.

Wanita lulusan STIE Makassar ini memulai seluruh bisnisnya itu secara autodidak, dengan memanfaatkan google dan juga YouTube, ia menyadari memiliki selera fashion yang berbeda dengan orang kebanyakan, sehingga Muliani berani untuk memulai bisnisnya.

“Saya melakukan pekerjaan sendiri secara autodidak, belajar dari google, saya juga punya taste fesyen yang berbeda, karena taste yang membedakan gaya fesyen kita dengan orang lain, taste tidak bisa dibeli, itu muncul dari diri pribadi kita, makanya saya berani untuk coba,” tambahnya.

Menurutnya, untuk menjadi seorang pebisnis harus memiliki jiwa pantang menyerah, mau melakukan sesuatu yang lebih, dan tidak perlu takut gagal.

“Jadi pebisnis itu harus punya pemikiran yang luas, jangan takut untuk mencoba, jika gagal, coba lagi, dan kalau kita ingin hal yang luar biasa, berarti kita juga harus melakukan hal yang juga luar biasa,“ ujarnya.

Prinsip hidup yang selalu dipegang olehnya yakni, tidak boleh bergantung hidup kepada orang lain, meskipun kepada pasangan hidup sekalipun, ia berpegang teguh bahwa wanita juga harus memiliki jiwa mandiri.

ADVERTISEMENT
Baca Juga:  Masih Banyak Produk Belum Tersertifikasi Halal, ASR Foundation Adakan Bimtek bagi Pelaku UMKM Sultra

“Yang selalu memotivasi saya tentunya kita ingin menjadi orang yang selalu mengalami perubahan, dan tidak bergantung pada orang lain. Kalau kita punya penghasilan sendiri kan kita tidak perlu bergantung lebih kepada suami,” terangnya.

Meski telah sukses di Kalsel, ia belum memastikan akan mengembangkan sayapnya hingga di daerahnya asalnya sendiri, pasalnya ia perlu mengetahui keadaan pasarnya terlebih dahulu.

“Untuk Sultra kita masih belum sampai ke sini, karena kan bisnis itu harus di tahu dulu seperti apa pasar di sini, jadi belum sampai ke sini. Apalagi pasaran produk saya menyasar menengah ke atas, Scarves saya itu paling murah Rp119 ribu, yang motif Rp300 ribu, baju kisaran Rp600 ribu sampai dengan Rp10 juta,” sebutnya.

Berkat usaha yang telah dijalaninya itu, ia berhasil menciptakan lapangan pekerjaan untuk puluhan tenaga kerja yang ada di Kalsel.

“Alhamdulillah saya sudah punya rumah produksi sendiri, karyawan jahit saya sudah kurang lebih 16 orang, admin di toko sudah lebih dari 10 orang. Alhamdulillah Allah melancarkan segala urusan saya,” pungkasnya.

Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten