Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Bombana

Laut Dulu Memberi Hidup, Kini Mengancam Warga Baliara, Bombana

Laut Dulu Memberi Hidup, Kini Mengancam Warga Baliara, Bombana
Air laut keruh di atas pemukiman masyarakat di Desa Baliara, Kecamatan Kabaena Barat, Sulawesi Tenggara (Sultra). Foto: Dok. Walhi Sultra.

Bombana – Aktivitas pertambangan nikel di Desa Baliara, Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), telah mengancam kehidupan masyarakat yang menggantungkan hidup dari laut. Kualitas lingkungan, ekonomi, dan kesehatan masyarakat terdampak secara langsung dari aktivitas pertambangan nikel.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sultra, Andi Rahman, mengatakan sebagian besar masyarakat Baliara menggantungkan hidupnya dari laut sejak dulu. Hal itu disampaikan usai Walhi Sultra kembali melakukan kunjungan di Desa Baliara.

“Hasil tangkapan mereka bahkan dipasok hingga ke Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), menjadi bagian penting dalam rantai pasokan hasil laut nasional,” kata Andi, Minggu (13/4/2025).

Endapan lumpur dari bekas galian tambang nikel di pesisir Desa Baliara, Kecamatan Kabaena Barat, Sulawesi Tenggara (Sultra). Foto: Dok. Walhi Sultra.
Endapan lumpur dari bekas galian tambang nikel di pesisir Desa Baliara, Kecamatan Kabaena Barat, Sulawesi Tenggara (Sultra). Foto: Dok. Walhi Sultra.

Namun, sejak tambang nikel beroperasi, air laut menjadi keruh bahkan tercemar. Dampak lingkungan juga membawa risiko kesehatan. Air laut yang dulunya menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari, kini menimbulkan berbagai penyakit, seperti gatal-gatal setelah kontak langsung.

“Fenomena itu menunjukkan adanya pencemaran serius dan berpotensi membahayakan keselamatan manusia,” ujar Andi.

Kondisinya kian memprihatinkan dengan meningkatnya frekuensi banjir sejak adanya aktivitas tambang nikel. Pada Senin, 17 Maret 2025, seorang balita berusia dua tahun bahkan ditemukan meninggal dunia usai terjatuh ke laut.

Baca Juga:  Lansia yang Hidup Sebatang Kara di Kendari dapat Perhatian Pemkot

“Hal itu menjadi bukti tragis dari hilangnya rasa aman warga terhadap lingkungan. Evaluasi menyeluruh dan tindakan nyata terhadap operasi tambang yang merusak menjadi kebutuhan mendesak. Jangan biarkan mereka yang paling dekat dengan sumber daya, justru menjadi korban,” tambahnya.

Dengan berbagai masalah di Desa Baliara, Walhi Sultra mengecam lemahnya pengawasan pemerintah terhadap operasi tambang nikel yang merusak lingkungan. Andi juga menyerukan perhatian serius pemerintah pusat dan daerah, aparat penegak hukum, serta seluruh pemangku kepentingan.

“Apa yang terjadi di Desa Baliara adalah bentuk nyata dari abainya negara terhadap hak hidup masyarakat pesisir. Tambang nikel tidak hanya merusak ekosistem, tetapi merampas ruang hidup. Pemerintah wajib hadir, bukan sekadar sebagai pengatur, tetapi pelindung warganya,” pungkasnya.

Anak Perempuan 2 Tahun di Kabaena, Bombana, Ditemukan Meninggal Usai Jatuh ke Laut Keruh

Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten