Menghadapi Demonstrasi 26 September 2022, Begini Kesiapan Polresta Kendari
Kendari – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Kendari telah menyiapkan berbagai hal untuk mengawal aksi demonstrasi mengenang kematian Randi dan Yusuf Kardawi yang akan digelar pada Senin (26/9/2022) mendatang.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kini Polresta Kendari lebih mengedepankan komunikasi persuasif kepada para massa untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kapolresta Kendari Kombes Pol Muh. Eka Fathurrahman. Ia mengungkapkan dirinya sebagai penanggung jawab Kamtibmas di Kota Kendari akan melakukan segala hal untuk tetap menjaga situasi yang kondusif di Kota Lulo ini.
“Bercontoh kepada dua aksi unjuk rasa yang besar yang belum lama ini dilakukan juga mahasiswa di Kantor DPRD, alhamdulillah, tidak ada masalah. Artinya, di situ terjalin komunikasi yang baik antara kepolisian dan teman-teman penyampaian pendapat,” katanya di salah satu warung kopi di Kota Kendari, Jumat (23/9) malam.
Ia menyebutkan pengawalan demonstrasi tahun ini bakal berbeda dengan dua tahun sebelumnya, dia akan lebih mengedepankan komunikasi.
“Dua tahun sebelumnya itu ada peringatan, peringatan tahun pertama dan peringatan tahun kedua untuk mengenang almarhum (kematian Randi dan Yusuf Kardawi) ini sifatnya ada terjadi bentrokan fisik. Pertama dibubarkan oleh helikopter, kedua sampai malam dibubarkan menggunakan gas air mata. Ini ke depan akan kami antisipasi dengan mengedepankan komunikasi dengan massa,” lanjutnya.
Teruntuk pendemo, apa pun yang diinginkan terkait dengan tuntutan mereka akan dilayani oleh kepolisian. Pihaknya juga bakal menyiapkan tim untuk menjawab pertanyaan massa terkait dengan pertanggungjawaban hukum kematian almarhum.
“Apa yang mereka inginkan, kami layani, apa pun,” jelasnya.
Eka juga mengimbau kepada para mahasiswa yang nantinya akan melakukan demonstrasi agar tidak melakukan tindakan yang arogan dan melakukan perusakan, serta jangan memancing melakukan pelemparan terhadap aparat kepolisian.
“Kalau saya yang di depan tidak jadi masalah. Saya tidak terpancing, mau diajak, di-bully, tidak ada masalah, tapi tidak ditau polisi-polisi yang lain ini yang tidak bisa mengontrol emosinya. Tetapi itu tetap menjadi tanggung jawab saya juga,” pungkasnya.