Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Terkini

Menikmati Keajaiban Stalaktit dan Stalagmit Gua Laumehe, Buton Tengah

Menikmati Keajaiban Stalaktit dan Stalagmit Gua Laumehe, Buton Tengah
Gugusan stalaktit di Gua Laumehe, Desa Wantopi, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra). Foto: Hasmin Ladiga/Kendariinfo. (18/7/2024).

Buton Tengah – Gua Laumehe mungkin saja masih terdengar asing di telinga. Siapa sangka, gua yang terletak di Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra), itu menyimpan keindahan luar biasa karena karya indah sang pencipta terlihat jelas di dalamnya.

Gua Laumehe menawarkan pesona stalaktit dan stalagmit yang tercipta dari hasil kreatifitas alam selama ribuan, bahkan jutaan tahun silam. Jika masuk ke dalam gua, wisatawan akan dibuat takjub dengan eksistensinya.

Nama Laumehe sendiri berarti “duduk berdiri”. Lau berarti duduk dan mehe artinya berdiri. Nama itu diambil dari bahasa daerah warga sekitar. Duduk berdiri sendiri secara harfiah diartikan bahwa gua bisa diakses tanpa harus merapayap dalam artian aksesnya mudah untuk dijangkau.

Gugusan stalaktit di Gua Laumehe, Desa Wantopi, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Gugusan stalaktit di Gua Laumehe, Desa Wantopi, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra). Foto: Hasmin Ladiga/Kendariinfo. (18/7/2024).

Dahulu gua itu merupakan sumber mata air dari warga sekitar. Air dari gua itu digunakan untuk mencukupi kebutuhan memasak dan mencuci. Tetapi setelah dimanfaatkan sebagai objek wisata, kini warga tidak lagi mengambil air di situ.

Terletak di Desa Wantopi, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Gua Laumehe bisa ditempuh sekira 25 menit dari Kecatamatan Lombe dengan menggunakan roda dua maupun roda empat. Tidak perlu khawatir, karena aksesnya sudah sangat baik.

Setibanya di parkiran kendaraan, wisatawan harus menaiki sekira 83 anak tangga, kemudian harus menuruni 73 anak tangga sebelum akhirnya tiba di mulut gua. Akses untuk masuk ke dalam gua juga sudah sangat baik, karena ada akses tracking yang disediakan pengelola.

Baca Juga:  BNNP Tangkap 3 Pengedar Narkoba di Sultra, Sabu-Sabu 1,5 Kg Diamankan

Selain ada jalur tracking sepanjang 400 meter, pengelola juga sudah menempatkan penerangan. Selain memudahkan wisatawan, penerangan ini juga menambah kesan estetik dari Gua Laumehe.

Gugusan stalaktit di Gua Laumehe, Desa Wantopi, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Gugusan stalaktit di Gua Laumehe, Desa Wantopi, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra). Foto: Hasmin Ladiga/Kendariinfo. (18/7/2024).

Sejauh 400 meter, wisatawan akan menemui berbagai macam ukuran stalaktit dan stalagmit yang berada di sisi-sisi gua. Maha karya alam terlihat begitu menakjubkan. Gugusan stalaktit di atas gua yang berbentuk abstrak menggambarkan kemewahan arsitektur dari alam.

Konon, stalaktit dalam gua itu sudah tercipta sejak jutaan tahun lalu, mengingat tiap mili dari stalaktit membutuhkan waktu sekira 10-an tahun untuk bisa terbentuk. Ukuran-ukuran stalaktit pun beragam, tetapi didominasi oleh stalaktit yang sudah berukuran raksasa.

Untuk keamanan, wisatawan tidak perlu khawatir karena pengelola sudah menyiapkan berbagai alat safety. Dengan merogoh kocek Rp25 ribu, wisatawan akan diberikan helm dan headlamp untuk bisa menyusuri gua. Dengan ini, wisatawan bisa lebih aman dan nyaman saat berwisata. Tiap wisatawan diberikan waktu selama 30 menit untuk bebas menikmati Gua Laumehe.

Gugusan stalaktit di Gua Laumehe, Desa Wantopi, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Gugusan stalaktit di Gua Laumehe, Desa Wantopi, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra). Foto: Hasmin Ladiga/Kendariinfo. (18/7/2024).

Berdasarkan informasi dari tour guide, saat ini masih ada beberapa bagian gua yang belum terjelajah sama sekali, sehingga belum diketahui pasti sejauh dan sedalam apa gua itu. Pengelola baru mengeksplorasi sekira 1 kilometer, meskipun akses yang sudah diberikan tracking baru mencapai 400 meter.

Baca Juga:  Jelang Nataru, Pertamina Pastikan Stok BBM, LPG dan Avtur Aman

Sejumlah peraturan juga wajib untuk diperhatikan. Wisatawan tidak boleh melakukan hal-hal tidak senonoh dalam gua, berbicara kasar, hingga meninggalkan sampah dalam gua.

Nah sekarang Makin Tahu Indonesia kan!!

Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten