Menikmati Keajaiban Stalaktit dan Stalagmit Gua Laumehe, Buton Tengah
Buton Tengah – Gua Laumehe mungkin saja masih terdengar asing di telinga. Siapa sangka, gua yang terletak di Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra), itu menyimpan keindahan luar biasa karena karya indah sang pencipta terlihat jelas di dalamnya.
Gua Laumehe menawarkan pesona stalaktit dan stalagmit yang tercipta dari hasil kreatifitas alam selama ribuan, bahkan jutaan tahun silam. Jika masuk ke dalam gua, wisatawan akan dibuat takjub dengan eksistensinya.
Nama Laumehe sendiri berarti “duduk berdiri”. Lau berarti duduk dan mehe artinya berdiri. Nama itu diambil dari bahasa daerah warga sekitar. Duduk berdiri sendiri secara harfiah diartikan bahwa gua bisa diakses tanpa harus merapayap dalam artian aksesnya mudah untuk dijangkau.
Dahulu gua itu merupakan sumber mata air dari warga sekitar. Air dari gua itu digunakan untuk mencukupi kebutuhan memasak dan mencuci. Tetapi setelah dimanfaatkan sebagai objek wisata, kini warga tidak lagi mengambil air di situ.
Terletak di Desa Wantopi, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Gua Laumehe bisa ditempuh sekira 25 menit dari Kecatamatan Lombe dengan menggunakan roda dua maupun roda empat. Tidak perlu khawatir, karena aksesnya sudah sangat baik.
Setibanya di parkiran kendaraan, wisatawan harus menaiki sekira 83 anak tangga, kemudian harus menuruni 73 anak tangga sebelum akhirnya tiba di mulut gua. Akses untuk masuk ke dalam gua juga sudah sangat baik, karena ada akses tracking yang disediakan pengelola.
Selain ada jalur tracking sepanjang 400 meter, pengelola juga sudah menempatkan penerangan. Selain memudahkan wisatawan, penerangan ini juga menambah kesan estetik dari Gua Laumehe.
Sejauh 400 meter, wisatawan akan menemui berbagai macam ukuran stalaktit dan stalagmit yang berada di sisi-sisi gua. Maha karya alam terlihat begitu menakjubkan. Gugusan stalaktit di atas gua yang berbentuk abstrak menggambarkan kemewahan arsitektur dari alam.
Konon, stalaktit dalam gua itu sudah tercipta sejak jutaan tahun lalu, mengingat tiap mili dari stalaktit membutuhkan waktu sekira 10-an tahun untuk bisa terbentuk. Ukuran-ukuran stalaktit pun beragam, tetapi didominasi oleh stalaktit yang sudah berukuran raksasa.
Untuk keamanan, wisatawan tidak perlu khawatir karena pengelola sudah menyiapkan berbagai alat safety. Dengan merogoh kocek Rp25 ribu, wisatawan akan diberikan helm dan headlamp untuk bisa menyusuri gua. Dengan ini, wisatawan bisa lebih aman dan nyaman saat berwisata. Tiap wisatawan diberikan waktu selama 30 menit untuk bebas menikmati Gua Laumehe.
Berdasarkan informasi dari tour guide, saat ini masih ada beberapa bagian gua yang belum terjelajah sama sekali, sehingga belum diketahui pasti sejauh dan sedalam apa gua itu. Pengelola baru mengeksplorasi sekira 1 kilometer, meskipun akses yang sudah diberikan tracking baru mencapai 400 meter.
Sejumlah peraturan juga wajib untuk diperhatikan. Wisatawan tidak boleh melakukan hal-hal tidak senonoh dalam gua, berbicara kasar, hingga meninggalkan sampah dalam gua.
Nah sekarang Makin Tahu Indonesia kan!!