Selamat! SMAN 2 Baubau Juara Lomba Berbalas Pantun se-Sultra

Kendari – Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Baubau akhirnya keluar sebagai juara 1 Lomba Berbalas Pantun bagi Guru se-Sulawesi Tenggara yang diadakan oleh Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
SMAN 2 Baubau menjadi juara setelah meraih total 269,25 poin penilaian juri, mengalahkan lima sekolah lainnya di babak final yang berlangsung di Aula Kandai, Kantor Bahasa Provinsi Sultra, Rabu (13/10/2021).
Adapun juara 2 berhasil diraih SMAN 1 Baubau dengan 253,75 poin, juara 3 SMAN 1 Kendari 249,25 poin, harapan 1 SMPN 3 Baubau 244,5, harapan 2 SDN Rapambinopaka 240,25, dan harapan 3 SMPN 1 Konawe 240 poin.

Untuk kategori favorit berhasil diraih SMAN 1 Baubau yang meraih jumlah suka di Instagram sebanyak 10.524.
Ketua Tim Penampil Pantun SMAN 2 Baubau, Sarfin (28) sangat bersyukur sekolahnya bisa memenangi lomba ini.
“Yang pertama-pertama kami ucapkan alhamdulillah, hari ini telah diumumkan hasil jerih payah kami, selama kurang lebih latihan dua minggu untuk menyiapkan lomba ini sebagai bagian dari kebudayaan yang ada di Kabupaten Buton,” kata Sarfin kepada Kendariinfo, Rabu (13/10).
Guru Seni Budaya di SMAN 2 Baubau ini mengaku bangga bisa meraih juara pada lomba berbalas pantun, apalagi dalam rangka melestarikan budaya.
“Jadi kami sangat berbahagia dan bangga telah berupaya untuk melestarikan budaya,” jelasnya.

Kepala Kantor Bahasa Provinsi Sultra, Herawati mengatakan bahwa kegiatan lomba berbalas pantun merupakan rangkaian peringatan Bulan Bahasa 2021.
“Jadi kegiatan Lomba Berbalas Pantun bagi Guru se-Sulawesi Tenggara ini dilaksanakan dalam rangka rangkaian peringatan Bulan Bahasa 2021 dengan tema ‘Berbahasa Sehat, Indonesia Tangguh’,” kata Hera kepada Kendariinfo, Rabu (13/10).
Hera menjelaskan, sebelum mencapai babak final, ada 20 tim yang memenuhi kualifikasi dan dinilai melalui video yang mereka kirimkan ke Kantor Bahasa Provinsi Sultra.
“20 tim ini dari beberapa kota/kabupaten dan dari semua jenjang pendidikan dari SD, SMP, dan SMA,” jelasnya.
Sebagai salah satu juri di babak final, Hera mengungkapkan ada beberapa aspek yang menjadi poin penilaian.
Jika biasanya pantun hanya diucapkan, pada lomba kali ini, para peserta dari beberapa tim harus mendendangkannya.
“Jadi untuk penentuan juara itu kami melihat kesesuaian tema, lalu proporsionalitas pantun, penghayatan, musikalitas, dan juga bagaimana kekompakan serta ekspresi mereka saat mendendangkan pantun,” ungkapnya.
Hera menambahkan, bahwa kegiatan lomba ini merupakan yang pertama kali digelar oleh Kantor Bahasa Provinsi Sultra.
“Lomba berbalas pantun ini yang pertama kalinya dilakukan Kantor Bahasa Provinsi Sultra dengan pertimbangan bahwa kita di Sulawesi Tenggara, ada tradisi berpantun di masyarakat kita,” imbuhnya.
Harapannya dengan adanya kegiatan ini, nantinya pantun bisa lebih dikenalkan lagi ke para generasi penerus.



