Tebing Keraton Buton, Spot Hits di Baubau untuk Menikmati Sore Hari dari Ketinggian
Baubau – Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki beragam objek wisata, mulai dari wisata alam maupun wisata budaya. Dari ragam wisata yang dimilikinya, ada spot yang dapat digunakan untuk menikmati sore hari sambil melihat matahari terbenam atau sunset. Spot ini berada di dataran tinggi tepatnya di tebing-tebing Benteng Keraton Kesultanan Buton.
Sebenarnya, rata-rata semua lingkungan keraton Buton cocok untuk menghabiskan waktu di sore hari. Namun, tempat ini merupakan salah satu rekomendasi dari Kendariinfo. Tepatnya berada di sisi sebelah Utara Benteng Keraton Buton yang terletak di Jalan Sultan Labuke, Kelurahan Melai, Kecamatan Murhum, Baubau.
Lokasi ini berada tepat di dataran tinggi. Anda bisa datang bersantai duduk di pelataran tebing atau duduk manis di tempat yang telah disediakan warga untuk bersantai. Di sana banyak warga setempat menjajakan minuman panas dan dingin hingga cemilan sebagai teman bersantai menghabiskan sore hari.
Lokasi ini terlihat sangat asri dan bersih. Masyarakat tampak merawatnya dengan baik mulai dari rumput yang cantik hingga pepohonan yang ditata rapi. Warga setempat tampaknya sudah paham akan potensi kunjungan di tempat itu dengan keaktifan sadar wisatanya dan aktif membersihkan tempat tersebut.
Dari atas tebing Keraton Kesultanan Buton, terlihat Kota Baubau tampak jelas dan indah. Bangunan-bangunan hingga kendaraan yang lalu lalang pun terlihat dari tebing tersebut. Di beberapa momen, Anda dapat melihat kapal-kapal Pelni yang melakukan pelayaran masuk dan keluar dari Pelabuhan Murhum Baubau dengan mendengarkan bunyi terompet kapalnya.
Konsep kawasan tersebut tak ayal menjadikan tempat ini banyak dikunjungi oleh wisatawan, terlebih bagi mereka yang menyukai panorama foto. Anda bisa mengabadikan momen indahnya tempat ini dengan kamera handphone. Tampak banyak spot foto unik dan kece serta berbudaya jika kamu jelajah seluruh kawasan ini. Selain menjadi tempat yang kekinian, kawasan ini juga sangat cocok dikunjungi bersama keluarga di akhir pekan.
“Kalau tempat ini sebenarnya sudah lama, banyak orang-orang dari luar Baubau juga datang ke sini sambil santai-santai,” kata Mulisa, salah satu warga yang menjajakan cemilan di kawasan itu kepada Kendariinfo, pada Jumat (30/12/2022).
Berada di tempat ini untuk menikmati momen baiknya pada sekira pukul 17.00 Wita. Anda boleh datang terlebih dulu di jam-jam tersebut agar bisa merasakan sensasi menikmati sore dan sunset dari ketinggian di tempat yang pas.
Seorang pengunjung asal Kota Kendari bernama Fatmah mengungkapkan kekaguman dengan keindahan tempat tersebut. Ia menuturkan dirinya sudah sekian kali mendatangi Kota Baubau, namun belum pernah menyempatkan ke tempat ini sekalipun. Sehingga, dikunjunginya kali ini, Fatmah bersama sahabatnya asal Baubau mendatangi tempat ini.
“Kalau ke Baubau memang sudah berapa kali ini tapi tidak terpikir mau ke sini. Sekarang baru kesampaian ke sini, ternyata memang bagus tempatnya, bersih, rapi, pemandangannya bagus karena view dataran tinggi dan bisa melihat kota Baubau secara keseluruhan,” bebernya
Beberapa penuturan warga setempat bahwa tempat ini juga sangat asyik didatangi saat malam pergantian tahun. Sebab, pesta kembang api dari segala penjuru kota Baubau bisa terlihat dengan indah. Bahkan, tempat ini lebih tinggi dari percikan kembang api yang membubung ke udara. Tempat ini akan terus dipadati pengunjung saat menjelang malam pergantian tahun.
“Kalau tahun baru memang ramai pengunjung ke tempat ini. Karena memang tempatnya yang pas dan cocok untuk melihat pesta kembang api dari atas. Biasa orang mulai memadati tempat ini menjelang waktu-waktu akhir pergantian tahun,” ungkapnya.
Menikmati Sore Sambil Berwisata Sejarah
Selain dapat menikmati sore hari, wisatawan yang datang juga bisa berjalan-jalan santai di sekitar spot karena kawasan benteng tersebut terdapat beberapa peninggalan bersejarah seperti meriam-meriam yang ditempatkan di pinggir benteng menghadap ke arah laut dan ada juga pintu-pintu gerbang yang disebut Lawa atau Lawana. Pintu-pintu itu seperti Lawana Rakia, Lawana Lanto, Lawana Kampebuni, dan Lawana Bunta.
Di sisi Timur Keraton Kesultanan Buton juga terdapat sebuah peninggalan sejarah yakni tempat persembunyian Raja Bone Arung Palakka bersama pasukannya saat dikejar oleh pasukan Raja Gowa saat berada di Buton kurang lebih selama 3 tahun rentan tahun 1660-1663. Ya persembunyian Arung Palakka berada di dalam gua atau ceruk di kawasan Keraton.
Gua ini terletak di bawah pondasi dinding Benteng Keraton Buton bagian Timur dengan arah pintu gua yang berjarak kurang lebih 300 meter dari Lawana Kampebuni. Gua ini lebih akrab disebut Liana La Toondu karena tempat persembunyiannya saat dikejar musuh-musuhnya. Di Kesultanan Buton Arung Palakka memang lebih populer dikenal dengan nama La Toondu yang bermakna tenggelam atau menghilang dari negerinya Kerajaan Bone.
Tidak jauh dari Gua Arung Palakka, terdapat sebuah makam Raja Kesultanan Buton yakni Sultan Alimuddin atau Oputa Mosabuna yi Wandaylolo yang memerintah sekitar tahun 1788-1791. Ia merupakan sultan ke-XXV. Usai menjabat sebagai sultan, beliau menjabat sebagai Lakina Sora Wolio dengan gelar Oputa Lakina Sora Wolio atau Oputa Mosabuna yi Wandaylolo. Makam tersebut tampak dipagari dengan batu-batu benteng yang tampak kokoh setinggi 1 meter.
Kawasan ini juga digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat sekitar dengan membangun rumah bergaya rumah adat Kesultanan Buton, Malige modern. Rumah Malige sendiri terbuat dari kayu jati dan wola dengan konstruksi rumah panggung yang semua pasaknya terbuat dari kayu tanpa menggunakan paku.