Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Education

Terjemahkan Al-Qur’an dalam Bahasa Tolaki, IAIN Kendari Terima Penghargaan LAT

Terjemahkan Al-Qur’an dalam Bahasa Tolaki, IAIN Kendari Terima Penghargaan LAT
Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Husain Insawan, memegang piagam penghargaan dari Lembaga Adat Tolaki (LAT). Foto: Istimewa. (16/5/2025).

Konawe – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari mendapatkan apresiasi dari Lembaga Adat Tolaki (LAT) atas kontribusinya dalam menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa Tolaki. Penghargaan itu menandai pengakuan peran strategis IAIN dalam memperkuat eksistensi adat dan budaya lokal. Penghargaan diserahkan secara langsung dalam agenda Musyawarah Adat LAT ke-V di Laika Mbu’u, Kabupaten Konawe, Jumat (16/5/2025).

Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka, turut hadir dan membuka acara tersebut. Dalam sambutannya, Andi Sumangerukka menekankan pentingnya menjaga identitas budaya sebagai bagian tak terpisahkan dari kekayaan nasional. Ia menyebut forum musyawarah adat ini sebagai sarana penguatan nilai-nilai tradisi dan solidaritas antarwarga suku Tolaki.

“Acara ini bukan sekadar seremonial, tetapi momentum untuk mengokohkan jati diri dan warisan leluhur yang telah menjadi panduan hidup masyarakat Tolaki maupun suku lainnya di Sulawesi Tenggara,” ujarnya.

Rektor IAIN Kendari, Husain Insawan, yang hadir menerima langsung piagam penghargaan menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas apresiasi itu. Menurutnya, langkah institusinya dalam menerjemahkan Al-Qur’an ke bahasa Tolaki merupakan wujud nyata dari upaya integrasi nilai-nilai Islam dengan kearifan lokal.

“Bahasa Tolaki merupakan bahasa yang digunakan sebagian besar masyarakat daratan Sulawesi Tenggara, termasuk di Kendari, Konawe, Kolaka, hingga Kolaka Utara. Maka, sudah menjadi kewajiban moral bagi kami untuk ikut menjaga kelestariannya,” ungkap Husain.

Baca Juga:  IAIN Kendari Buka Pendaftaran Pascasarjana 2025/2026, Hadirkan 6 Program Studi

Husain menambahkan penerjemahan Al-Qur’an dalam bahasa daerah bukan hanya bentuk penghormatan terhadap budaya lokal, tetapi strategi dakwah kultural yang mengakar pada nilai-nilai masyarakat.

“Kami percaya, Islam bisa tumbuh harmonis bersama budaya, bukan bertentangan dengannya,” tandasnya.

Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten