Kendariinfo

Media Milenial Sultra

URL Berhasil Disalin
Terkini

Uniknya Pantai Moli’i Sahatu di Wakatobi, Punya Ratusan Mata Air yang Jernih nan Menyegarkan

Uniknya Pantai Moli’i Sahatu di Wakatobi, Punya Ratusan Mata Air yang Jernih nan Menyegarkan
Gradasi warna laut saat pasang di Pantai Moli'i Sahatu Wangiwangi. Foto: Rahayu.

Wakatobi – Sepertinya bukan sebuah anggapan yang berlebihan bahwa Indonesia bagian Timur memiliki kekayaan yang melimpah wisata baharinya. Dengan ditopang deretan wilayah kepulauan yang eksotik, kawasan Taman Nasional Wakatobi menjadi penyumbang kekayaan wisata bahari di wilayah di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang tak perlu diragukan kecantikan dan keindahannya.

Selain terkenal dengan julukan Coral Triangle atau Segitiga Terumbu Karang, Taman Nasional Wakatobi juga memiliki serangkain keindahan di wilayah pesisirnya. Tak pelak objek wisata yang ada di pesisir juga menjadi perburuan bagi wisatawan yang tidak begitu menyukai alam bawah lautnya.

Nah, jika Anda sedang berada di Pulau Wangiwangi, ada baiknya mengunjungi Desa Patuno yang terletak kurang lebih 12 kilometer dari pusat Kepulauan Wangiwangi. Di tempat ini terdapat sebuah pantai yang sejak dulu sudah digandrungi masyarakat sekitar maupun wisatawan yang berkunjung. Objek wisata satu ini bernama Pantai Moli’i Sahatu. Pantai ini memiliki keunikan yang tak biasa dari pantai lainnya yang ada di Sultra yakni memiliki ratusan mata air yang jernih nan menyegarkan. Nama pantai tersebut sebenarnya diambil dari keunikan tersebut.

Mata air yang keluar dari balik bebatuan dan pasir di Pantai Moli'i Sahatu Wangiwangi.
Mata air yang keluar dari balik bebatuan dan pasir di Pantai Moli’i Sahatu Wangiwangi. Foto: Shanty.

Masyarakat sekitar mengartikan Moli’i Sahatu yakni mata air seratus, maksudnya pantai yang memiliki ratusan mata air. Nah, sesuai dengan namanya, memang di pantai ini dipenuhi dengan ratusan mata air. Mungkin sepintas banyak yang menganggap bahwa air yang keluar rasanya asin karena berada di dalam air laut, namun airnya terasa tawar. Ratusan mata air ini keluar dari balik sela batu dan pasir-pasir di sekitar pantai.

Ketika air sedang pasang, maka mata air itu tidak bisa terlihat dan akan bercampur dengan air laut. Namun saat air surut, maka Anda akan melihat ciptaan Tuhan yang unik, air-air akan keluar dari balik bebatuan dan pasir. Aliran mata air itu akan membuat jalur mirip sungai-sungai kecil dan mengalir ke arah laut lepas. Wisatawan yang penasaran dengan mata air itu, akan mencobanya dengan langsung minum dari titik air yang keluar.

Baca Juga:  Cegah Penyebaran DBD, Dinkes Kendari Laksanakan Fogging di 105 Titik

Tidak hanya dalam jumlah banyak, mata air di tempat ini ada beberapa yang cukup besar dengan volume air yang sangat banyak. Wisatawan banyak yang menunggu momen air surut hanya ingin menikmati keunikan tersebut. Gelembung-gelembung mata air dengan ukuran kecil akan terlihat jelas dari balik pasir. Oh ya, wisatawan yang berenang di laut pantai ini bisa menggunakan mata air ini untuk membilas badan.

Konon, mata air tersebut dipercaya masyarakat sekitar memiliki khasiat bagi tubuh yakni dipercaya mampu membuat kulit menjadi awet muda. Pantai ini juga memiliki nama lain yakni bernama Pantai Jodoh.

Titik mata air yang keluar dari balik bebatuan dan pasir di Pantai Moli'i Sahatu Wangiwangi.
Titik mata air yang keluar dari balik bebatuan dan pasir di Pantai Moli’i Sahatu Wangiwangi. Foto: Shanty.

Bibir pantai ini memiliki kontur berkarang. Batuan karst berdiri kokoh di sepanjang bibir pantai dengan ditumbuhi pepohonan hijau hingga pohon-pohon kelapa. Air lautnya yang juga sangat jernih dengan gradasi warna laut biru dengan hijau tosca menambah panorama yang menakjubkan. Aneka spesies ikan, biota laut hingga terumbu karang sangat menakjubkan karena kelestariannya yang tetap terjaga di tempat ini.

Masyarakat pulau tersebut sudah paham dengan menjaga keberlangsungan biota laut dengan mengawasinya agar tetap terjaga. Kondisi seperti inilah yang menjadikan perburuan para wisatawan yang senang dengan panorama bawah laut Wakatobi. Jika tidak puas bermain air di tepi pantai, melihat terumbu karang dengan jarak dekat dari bibir pantai bukan hal yang sulit untuk ditemukan. Anda bisa menikmati alam bawah laut dengan keindahan karang dan biota lautnya dengan cara snorkeling ataupun diving.

Anda yang sedang membutuhkan waktu ketenangan untuk menghilangkan kejenuhan dan kepenatan rutinitas sehari-hari, maka pantai ini bisa menjadi rekomendasi. Selain memang mudah dijangkau, pantai ini ternyata menawarkan panorama sunset yang menawan.

Baca Juga:  Program Beyond Wakatobi 7 Wonders of Southeast Sulawesi Dimulai Tahun Depan
Panorama matahari terbenam di Pantai Moli'i Sahatu Wangiwangi.
Panorama matahari terbenam di Pantai Moli’i Sahatu Wangiwangi. Foto: Ardin.

Matahari terbenam tepat di balik lautan bebas. Semburat jingga di ufuk barat membuat suasana pantai sangat syahdu. Ditambah, deru ombak dan suara semilir angin yang meniup dahan kelapa. Memang, beberapa wisatawan yang ingin bersantai dengan tenang sengaja datang ke pantai ini saat sore hari. Terlebih di musim panas yang dipastikan matahari akan kembali ke peraduannya dengan pemandangan langit yang cerah.

“Moli’i itu artinya semacam mata air yang keluar dari celah-celah bebatuan dan sahatu itu artinya karena jumlah mata airnya banyak hingga ratusan makanya disebut Sahatu atau seratus. Kalau artinya secara keseluruhan berarti pantai yang memiliki mata air yang jumlahnya seratusan,” kata warga Wangiwangi, Saleh Hanan kepada Kendariinfo, Selasa (28/3/2023).

Saleh mengungkapkan air yang keluar melalui celah bebatuan dan pasir di pantai ini berasal dari sungai bawah tanah yang mengalir ke arah lebih rendah. Sehingga mencari lubang-lubang untuk keluar. Kendati demikian, mata air tersebut hanya terlihat saat air laut tengah surut, sedangkan ketika pasang maka akan tertutup air laut.

Pantai tersebut sudah cukup lama menjadi tempat masyarakat sekitar untuk berwisata. Dulunya, air tersebut kerap digunakan masyarakat sekitar untuk dikonsumsi, namun seiring fasilitas air untuk masyarakat terpenuhi maka mata air itu hanya sebatas menjadi daya tarik objek wisata.

“Airnya itu rasanya tawar, tapi kalau baru saja terkena air laut rasanya masih payau karena habis bercampur. Kalau sudah lama surut, airnya rasanya tawar,” ungkapnya.

Selain daya tarik mata air itu, Saleh menuturkan tempat tersebut juga cocok bagi para pecinta alam bawah laut dengan segudang keindahan karang dan biota lautnya. Wisatawan juga bisa menikmati matahari terbit dan terbenam.

Nah sekarang Makin Tahu Indonesia kan!!

Editor Kata
Tetap terhubung dengan kami:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan Konten