Masih Buat Kemasan di Jawa, Pelaku UMKM di Kendari Mengeluh ke Wamendag
Kendari – Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Kendari mengeluhkan soal tidak adanya produsen kemasan di Bumi Anoa sehingga mengharuskan mereka untuk membuat kemasan dari beberapa produsen kemasan di Jawa.
Keluhan tersebut mereka sampaikan langsung di depan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Republik Indonesia (RI), Jerry Sambuaga dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sultra, Sitti Saleha saat acara silaturahmi di Sekretariat PB Himpunan Pengusaha Tolaki Indonesia (HIPTI), Sabtu (10/12/2022).
Salah satu pengusaha kripik pisang yang tak menyebutkan namanya mengatakan bahwa kemasan yang harus dibuat di Jawa tersebut tentunya akan menambah biaya produksi yang cukup lumayan karena harus membayar ongkos pengiriman (ongkir).
“Singkat saja kami sebagai pelaku usaha, kami kendalanya di kemasan karena selama ini kemasan kami pesannya dari Bandung, jadi sampai di Kendari ini Rp5.000 bersih, 3.500 per pcs kemudian di luar ongkir,” keluhnya.
Sementara itu, pengusaha lainnya bernama Asri menambahkan bahwa mereka membutuhkan rumah produksi kemasan di Sultra khususnya di Kota Kendari untuk menghemat biaya produksi.
“Masalah kemasan pak, bagi kami yang kami butuhkan di sini yaitu tempat atau rumah kemasan pak, supaya mengurangi biaya pak,” imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, Jerry Sambuaga mengaku soal kemasan menjadi masalah di daerah mana pun di luar Pulau Jawa karena beberapa produsen kemasan besar memang berada di Jawa sehingga para pelaku usaha harus membuat dan mengirim dari sana.
“Yang pertama soal kemasan, ini betul kemasan itu terbatas, saya waktu itu di kampung saya di Minahasa sekitar 100 kilometer dari Manado, saya juga datang ke ibu-ibu penjual snack, kendalanya ia sama juga, kemasan harus ke Jawa, sejak saat itu kami dari Kementerian Perdagangan memastikan bagaimana caranya mengurangi biaya logistik, seperti tadi yang bapak sampaikan selisih Rp1.000 – Rp2.000 itu sangat berpengaruh,” jelasnya.
Selain mengurangi biaya logistik, Jerry juga menyebut saat ini pihaknya tengah menggiatkan beberapa program untuk memudahkan para pelaku usaha di daerah-daerah. Salah satunya program untuk sentralisasi hasil perdagangan di beberapa kota besar untuk memangkas biaya produksi.
“Untuk saat ini Kementerian Perdagangan, kami punya Pusat Pelatihan Ekspor Indonesia itu ada di Jakarta, selain itu kita juga punya yang namanya pusat hasil perdagangan yang ada di lima kota di Jakarta, Medan, Bandung, Semarang, dan Makassar. Mungkin ke depannya kita akan kembangkan di kota lain, proses. Tapi kalau dari Kendari ke Makassar lebih dekat daripada Kendari ke Jakarta dan ini adalah salah satu alternatif,” imbunya.
Wamendag menegaskan saat ini pihaknya akan terus mengakselerasi beberapa hal untuk membantu UMKM termasuk terkait promosi dan business-matching agar produk yang dibuat bisa go nasional bahkan go internasional.
“Kami juga minta bantuan dari Bu Kadis (Perdagangan) ya, karena memang untuk memang untuk mengeksekusi itu dari pemprov, pemkot tapi dari pusat apa yang kami bisa berikan dalam bentuk sinergi dan berkolaborasi program itu, insyaallah kita akan terus fasilitasi,” pungkasnya.