Tular Nalar Mafindo, 100 Lansia di Kendari Terima Program Literasi Digital
Kendari – Mafindo Kendari menyelenggarakan kegiatan Akademi Digital Lansia (ADL) Program Tular Nalar untuk kedua kalinya. Bekerja sama dengan Gereja Protestan Sulawesi Tenggara (Gepsultra), kegiatan ini diselenggarakan di Gereja Ora Et labora (Orel) dan diikuti oleh 100 orang lansia yang merupakan jemaat dari beberapa gereja seperti jemaat Mepokoaso, Maranata, Mahanaim, Efrata, Immanuel, Getsemani, Oikumene, dan Ora Et Labora, Sabtu (11/3/2023).
Setelah sukses menyelenggarakan ADL pada Desember 2022 lalu bekerja sama dengan Forum Silaturahmi Pensiunan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Forsipnatrans), Program Tular Nalar kali ini menyasar peserta lansia untuk komunitas keagamaan.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Pendeta Steven Saemani. Dalam sambutannya, dirinya mengapresiasi dan menyambut baik pelaksanaan ADL di lingkungan Gepsultra.
“Kami Gepsultra memiliki komunitas lansia yang cukup aktif sehingga kegiatan seperti ini sangat kami butuhkan,” katanya.
Koordinator Wilayah (Korwil) Mafindo Kendari, Marsia Sumule Genggong mengatakan bahwa Program Tular Nalar adalah sebuah program literasi digital dilaksanakan oleh Mafindo dan didukung oleh Google.org yang berfokus terhadap literasi digital untuk pengembangan berpikir kritis.
“ADL sendiri adalah sebuah kegiatan yang mendorong lansia untuk berpikir kritis dalam menerima informasi di dunia maya,” bebernya.
Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, dari 270,20 juta jiwa, 11,56 persen merupakan kelompok baby boomer (55 – 70 tahun) atau lansia. Survei Katadata Insight Center (KIC) menemukan hanya 28 persen baby boomer yang memiliki indeks literasi digital tinggi. Kelompok ini rentan terhadap paparan konten negatif di media sosial.
Sebagai digital immigrant, lansia lahir dalam situasi di mana media digital belum ada. Kemudian, mereka harus ramai-ramai pindah ke dunia yang sepenuhnya digital. Kebiasaan maupun budayanya, jelas sangat berbeda. Perhatian terhadap permasalahan warga lansia dalam penggunaan media digital sangat rendah.
Program peningkatan kapasitas literasi digital sebagian besar tercurah pada kaum muda, kalangan profesional, atau kelompok produktif lainnya. Warga lansia kerap menjadi target terakhir dalam gerakan literasi digital, baik di level lokal maupun nasional.
Dalam keadaan dilematis seperti ini, warga lansia akhirnya kerap menjadi sasaran penyalahgunaan perangkat digital. Hambatan interpersonal, struktural, dan fungsional menjadikan warga lansia rentan terhadap dampak negatif dunia digital. Mereka gagal melindungi perangkat, data pribadi, dan privasi karena memang tidak memiliki kemampuan dan tidak ada pendampingan atau menjangkau mereka untuk meningkatkan kapasitasnya. Ancaman penipuan, hoaks, dan hasutan kebencian juga ada di hadapan mereka sehingga kita membutuhkan program pemberdayaan lansia di dunia digital yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.
Tema literasi digital yang dibawakan kali ini adalah aman dan pintar di media sosial. Tujuan ADL antara lain memperkenalkan program Tular Nalar kepada masyarakat khususnya lansia sebagai sasaran program, melatih lansia agar memiliki kecakapan digital dalam berinteraksi di media sosial agar terhindar dari praktik kejahatan dunia maya, melatih lansia agar dapat melindungi data pribadi di dunia maya, melatih lansia untuk melakukan periksa fakta dengan menggunakan beberapa metode dan alat bantu, memberi pembekalan maupun pengetahuan kepada lansia agar mampu menjadi agen literasi digital.
Pelatihan ini dilaksanakan dengan model micro teaching yang melibatkan 10 orang fasilitator dari Mafindo Wilayah Kendari, yaitu Dr. Jumrana, S.Sos., M.Sc., Marsia Sumule Genggong, S.Sos., M.I.Kom., Fera Tri Susilawaty, S.Sos., M.I.Kom., Yunita Simatupang, S.I.P., M.Si., Rahmawati, S. Pd., M.A., Cecep Ibrahim S.I.P., M.P., Wa Ode Rosbiana Rasia, S.I.Kom., Deprianus Sarlis, S.I.K., M.A.P., Fadli Ansar, dan Muh. Dzal Jihad.
“Dengan demikian Program Tular Nalar kali ini berfokus pada pemberdayaan lansia dalam ADL dengan harapan warga lansia dapat menularkan literasi digital yang baik pada keluarga dan lingkungannya,” tandasnya.