Cerita Warga Pesisir Kampung Bajo Konawe, Gunakan Air Keruh Berminyak hingga Luput Perhatian Pemerintah
Konawe – Sejumlah warga yang bermukim di pesisir Kampung Bajo, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengeluh karena kurangnya perhatian pemerintah di tengah krisis air bersih yang mereka rasakan, Sabtu (30/9/2023).
Warga bernama Nursin (51) mengaku, selama ini mereka menggunakan air dari sumur bor. Tetapi, sejak 2 bulan terakhir atau musim kemarau ini, air yang mengalir tempat penampungan harus disaring lebih dulu. Pasalnya, kondisinya keruh dan berminyak bahkan tak bisa digunakan untuk memasak dan minum.
“Harus disaring dulu pakai pasir sama kain. Itu pun tidak bisa digunakan untuk memasak dan minum, hanya untuk mandi dan mencuci,” ujarnya.
Untuk kebutuhan makan dan minum mereka, warga harus mencari sumber air bersih di lereng pegunungan. Dengan alat seadanya, mereka terpaksa mendaki gunung demi mendapatkan kebutuhan air yang cukup dan bersih. Itu pun harus mengantre dan menguras kesabaran.
“Kalau mau dapat air bersih, kita pergi menggali di gunung, bawa ember,” kata warga lainnya bernama Usriati (45).
Selain mencari sumber air di area pegunungan, warga harus menghabiskan anggaran. Sebab, mereka harus membeli air bersih yang dijual di warung-warung terdekat bahkan mencari air di perkampungan tetangga lainnya.
Menurut warga, ada 4 desa yang betul-betul merasakan efek dari kemarau panjang yakni Desa Bajo Indah, Leppe, Mekar, dan Bajoe.
Ironisnya, di tengah kesulitan yang mereka hadapi, warga menyesalkan langkah pemerintah yang dinilai tidak pro rakyat. Mereka seakan diterlantarkan bahkan pemerintah terkesan tutup mata dengan musibah kekeringan yang mereka rasakan.
“Kami harap pemerintah datang dan bantu kami. Kasihan kami di sini, susah tidak ada air. Jangan anak tirikan kami di Soropia ini,” pungkasnya.
Kemarau Panjang, 4 Desa di Pesisir Pantai Soropia Konawe Alami Kekeringan
