BNPB Laksanakan Rapat Koordinasi Logistik dan Peralatan Bersama BPBD se-Indonesia di Kendari
Kendari – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Indonesia melaksanakan rapat koordinasi logistik dan peralatan di Hotel Zahra Syariah Kendari, Kamis (12/10/2023).
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jenderal TNI Suharyanto yang diwakili oleh Deputi Bidang Logistik dan Peralatan, Lilik Kurniawan mengatakan kegiatan ini sebagai salah satu rangkaian peringatan bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang dilaksanakan di Kota Lulo.
Rapat koordinasi ini dilaksanakan sebagai sarana untuk menjalin koordinasi penguatan logistik dan peralatan yang baik, sehingga dapat bersama-sama menyikapi situasi yang ada dengan strategi dan terobosan dalam meningkatkan kapasitas logistik serta peralatan agar tetap terjaga terlepas dari dukungan anggaran yang tersedia.
“Kejadian bencana di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, meskipun pada tahun 2022 mengalami penurunan jumlah kejadian bencana di banding tahun sebelumnya di tahun 2021, namun pada tahun 2023 dirasakan tren kejadian bencana terus meningkat, hingga per-bulan Oktober 2023 telah tercatat 3.063 kejadian bencana,” katanya.
“Di mana kejadian bencana kekeringan yang mengalami peningkatan cukup signifikan dibanding tahun 2022 yang hanya terjadi 4 kejadian, saat ini di tahun 2023 telah terjadi 117 kejadian bencana kekeringan,” lanjut dia.
Hal ini tidak terlepas dari tiga faktor yang dapat menjadi indikasi meluasnya dampak kekeringan ini. Pertama ialah lamanya durasi kemarau panjang, yakni efek fenomena El Nino yang mengakibatkan musim kemarau lebih panjang dari biasanya melanda Indonesia.
Faktor kedua yang dapat dicermati dari meluasnya dampak kekeringan ini adalah diterapkannya status darurat kekeringan di sejumlah kabupaten/kota.
Di beberapa tempat, status darurat kekeringan ini juga diterapkan bersamaan dengan bencana kebakaran hutan dan lahan. Faktor ketiga yang perlu diwaspadai dari meluasnya dampak kekeringan ini adalah potensi risiko bencana kekeringan yang dialami wilayah Indonesia.
“Berbagai bencana lain juga kerap terjadi dan harus selalu diwaspadai, monitoring dan evaluasi dalam upaya mitigasi dan pencegahan dilakukan untuk meminimalisasi dampak bencana, tidak hanya mengurangi risiko yang ada namun juga diharapkan dapat mencegah munculnya risiko-risiko baru,” tambahnya.
Upaya pengurangan risiko tidak hanya dilakukan melalui perencanaan strategis dalam hal mitigasi, namun juga penguatan, terutama penguatan dari segi dukungan logistik dan peralatan penanggulangan bencana yang memiliki peran besar dalam penanganan bencana, baik pada tahap prabencana, kesiapsiagaan, dan tanggap darurat bencana. Pengelolaan logistik dan peralatan yang efektif, efisien, dan andal menjadi faktor penting dalam penanggulangan bencana sebagai unsur yang menjadi salah satu faktor penentu operasi penanggulangan bencana tersebut dapat tertangani dengan baik atau tidak.
“Logistik juga menjadi kebutuhan dengan anggaran yang besar dalam penanganan bencana. Kendati demikian, dapat kita rasakan bersama bahwa dukungan anggaran penanggulangan bencana terkait anggaran logistik dan peralatan justru menunjukkan tren menurun selama 5 tahun terakhir, tidak hanya dialami oleh BNPB, namun juga secara umum dirasakan oleh BPBD,” pungkasnya.